SUKABUMIUPDATE.com - Laju rekor jumlah kasus Covid-19 harian di Amerika Serikat belum terhenti di hari keempat setelah Pilpres AS, Sabtu 7 November 2020. Sepanjang hari itu, dilaporkan 126.742 kasus infeksi baru di seluruh negeri.
Melansir Tempo.co, jumlah tersebut mematahkan rekor yang dibuat sehari sebelumnya, sebanyak 126.480 kasus baru. Atau, sejak hari Pilpres AS pada 3 November lalu, ini adalah hari ke-4 berturut-turut di mana jumlah kasus harian tembus di atas 100 ribu.
Secara keseluruhan Amerika Serikat telah melaporkan sebanyak 9.861.898 kasus infeksi Covid-19 di negerinya sejak pandemi berkembang di awal tahun. Negara ini, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menyumbang terbesar untuk jumlah kasus global yang sudah mencapai 49.938.804.
Amerika juga menyumbang angka kematian terbesar, yakni 237.123 kasus dari total global hingga kini 1.252.079 kasus. "Kita akan melihat angka jumlah kasus-kasus ini benar-benar mulai meledak sekarang," kata eks komisioner di Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Scott Gottlieb, pada Jumat.
Gottlieb tidak cuma merujuk angka jumlah kasus baru setiap harinya tapi juga mereka yang dirawat di rumah sakit. "Ini luar biasa menyaksikan 53 ribu orang dirawat bersamaan, 10.500 di antaranya di ruang ICU. Itu adalah angka yang sangat besar dan masih bertambah dengan cepat," katanya.
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, yang mewarisi kondisi tersebut langsung berencana mengumumkan langkah pertamanya, yakni membentuk gugus tugas Covid-19 pada Senin waktu Amerika. Dia dikabarkan talah menunjuk tiga orang untuk memimpin gugus tugas itu: eks Kepala Badan Kesehatan Masyarakat AS, Vivek Murthy; mantan komisioner FDA, David Kessler; dan ahli dari Yale University, Marcella Nunez-Smith.
Dalam acara bersama American Medical Association pada Sabtu, 7 November, Direktur di Institute for Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci, berpesan kepada ketiganya agar berpegang teguh kepada sains, bukti, dan data saat membuat rekomendasi-rekomendasi nanti.
"Jangan terlibat dalam aspek politis dan hanya fokus kepada pekerjaan kalian sebagai seorang dokter dan ilmuwan," kata ahli yang terkenal paling keras mengkritik kebijakan penanganan pandemi Covid-19 era Trump.
Sumber: Tempo.co