SUKABUMIUPDATE.com - Saat ini, ada dunia luas yang bebas dari Covid-19 di mana orang bisa berbaur tanpa masker dan menyaksikan pandemi menyebar dari jarak ribuan mil. Dunia itu adalah Antartika, satu-satunya benua tanpa Covid-19, di mana saat ini hampir 1.000 ilmuwan menghabiskan musim dingin di atas es untuk memastikan tim mereka yang datang tidak membawa virus.
Dilansir dari Tempo.co, sebelum pandemi, aktivitas seperti isolasi, kemandirian, dan ketegangan psikologis adalah hal yang biasa bagi tim di Antartika, sementara seluruh dunia melihat kehidupan mereka sebagai hal yang sangat ekstrem. Dari Stasiun Penelitian Rothera Inggris di lepas semenanjung Antartika, dekat Amerika Selatan, pemandu lapangan Rob Taylor menggambarkan seperti apa kondisinya.
"Secara umum, kebebasan yang diberikan kepada kami lebih luas daripada di Inggris pada puncak isolasi," ujar dia, yang akan tiba pada Oktober dan telah melewatkan pandemi sepenuhnya, seperti dikutip Fox News, Minggu, 13 September 2020. "Kami bisa bermain ski, bersosialisasi secara normal, berlari, gym, semuanya masuk akal.”
Seperti tim di Antartika, termasuk di Kutub Selatan, Taylor dan 26 rekannya harus mahir dalam semua jenis tugas di lingkungan komunal yang terpencil dengan sedikit ruang untuk kesalahan. Mereka bergiliran memasak, mengamati cuaca, dan kegiatan lainnya.
Dengan koneksi internet yang baik, mereka telah mengawasi dengan cermat ketika pandemi mengitari seluruh planet ini. Hingga saat ini, perbincangan dengan rekannya difokuskan untuk mempersiapkan para pendatang baru.
"Saya yakin ada banyak hal yang dapat mereka ceritakan kepada kami yang akan membantu kami beradaptasi dengan cara baru,” kata Taylor menambahkan. "Kami belum pernah berlatih jaga jarak sosial."
Di Pangkalan Scott Selandia Baru, putaran golf mini dan kompetisi pembuatan film dengan pangkalan Antartika lainnya telah menjadi sorotan musim dingin di Belahan Bumi Selatan, yang berakhir untuk tim Scott ketika mereka melihat matahari pada Jumat lalu. Itu sudah berjalan sejak April 2020.
"Saya pikir ada sedikit disosiasi," tutur Rory O'Connor, dokter di wilayah es itu yang melihat pandemi dari jauh. "Anda mengakuinya secara akal, tapi saya rasa kita tidak sepenuhnya memperhitungkan kekacauan emosional yang harus ditimbulkannya."
Saat ini keluarganya di Inggris masih tidak ingin bertukar tempat dengannya. "Mereka tidak mengerti mengapa saya datang ke sini. Bulan kegelapan. Terjebak di dalam dengan sekelompok kecil orang. Di mana kegembiraannya?" ujar O'Connor bercanda.
O'Connor mengatakan mereka akan dapat menguji virus itu begitu rekan kerja mulai tiba--hari ini Senin, 14 September 2020-- yang beberapa minggu terlambat karena badai besar dan harus membuang tumpukan salju setinggi 20 kaki (6 meter). "Kasus virus apa pun akan memicu tingkat respons merah, dengan mengurangi aktivitas hingga menyediakan pemanas, air, listrik, dan makanan," kata dia.
Pandemi Covid-19 juga mengguncang beberapa hubungan diplomatik. 30 negara yang membentuk Dewan Manajer Program Antartika Nasional bekerja sama lebih awal untuk mencegah virus masuk. Para pejabat mengutip kerja tim yang unik di antara Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan lainnya yang mungkin terlibat dalam pemutusan hubungan diplomatik di tempat lain.
Saat dunia yang ketakutan ditutup pada Maret 2020, program Antartika sepakat bahwa pandemi bisa menjadi bencana besar. Dengan angin terkuat dan suhu terdingin di dunia, benua seukuran Amerika Serikat dan Meksiko ini sudah berbahaya bagi para pekerja di pangkalan selama 40 tahun.
Menurut dokumen COMNAP yang dilihat Associated Press, virus baru yang sangat menular itu memiliki mortalitas dan morbiditas yang signifikan di lingkungan Antartika yang ekstrem dan keras. Dengan kecanggihan perawatan medis dan respons kesehatan masyarakat terbatas, berisiko tinggi dengan konsekuensi bencana yang potensial.
Karena Antartika hanya dapat dicapai melalui beberapa gerbang udara atau melalui kapal, upaya untuk mencegah virus mencapai benua itu harus dilakukan segera. COMNAP juga memperingatkan agar tidak ada lagi kontak dengan turis. "Tidak boleh ada kapal pesiar yang turun. Dan untuk tim Antartika yang berlokasi berdekatan, saling kunjungan dan acara sosial antarstasiun harus dihentikan."
Pekerja Antartika telah lama dilatih dalam mencuci tangan dan etiket bersin, tapi COMNAP menyelipkan pengingat itu dengan menambahkan perintah 'jangan sentuh wajahmu'.
Kepala logistik untuk program Antartika Amerika Stephanie Short menerangkan, dalam minggu-minggu penerbangan terakhir yang terburu-buru, Amerika untungnya menambah persediaan medis dan lainnya untuk musim dingin dan seterusnya. "Kami merencanakan ulang seluruh musim penelitian dalam hitungan minggu, menghadapi tingkat ketidakpastian yang baru saya lihat dalam 25 tahun karir pemerintah saya," katanya.
Pangkalan Antartika segera masuk ke dalam isolasi berbulan-bulan yang dikenal sebagai musim dingin. Sekarang, dengan secercah musim semi, ujian besar berikutnya telah dimulai. Saat ini, setiap tim mengirimkan lebih sedikit orang ke Antartika untuk musim panas, kata sekretaris eksekutif COMNAP Michelle Finnemore.
Di kota gerbang Christchurch, Selandia Baru, Operation Deep Freeze bersiap untuk mengangkut sekitar 120 orang ke stasiun terbesar Amerika, McMurdo. Untuk membatasi kontak antarpekerja Antartika dan awak pesawat, dan pesawat berisi fasilitas toilet dipasang terpisah di atas palet.
"Kami mencoba melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk menjaga semangat mereka," kata Anthony German, kepala penghubung program Antartika Amerika di sana.
Amerika mengirim sepertiga dari staf musim panas biasanya. Penelitian juga akan terpengaruh, meskipun investasi dalam robotika dan instrumentasi yang dapat mengirimkan data dari lapangan akan sangat membantu, menurut Alexandra Isern, kepala program ilmu Antartika untuk Amerika dan National Science Foundation.
"Gangguan Covid-19 menyebabkan kesedihan. Dalam beberapa kasus, kami harus meminta kontingen menggali instrumen dari salju untuk memastikannya," tutur Isern.
Kepala eksekutif Antartika Selandia Baru Sarah Williamson menerangkan, seperti negara lain, Selandia Baru akan memprioritaskan kumpulan data jangka panjang, beberapa dimulai pada 1950-an, yang mengukur iklim, tingkat ozon, aktivitas seismik, dan banyak lagi. "Ini kami mengirim 100 orang ke Antartika, bukan 350," katanya.
Beberapa program menunda operasi Antartika hingga tahun depan atau bahkan 2022, seperti dikatakan Nish Devanunthan, direktur dukungan Antartika Afrika Selatan. "Saya pikir perhatian terbesar bagi setiap negara adalah menjadi negara yang menghindari untuk membawa virus. Semua orang melindungi dari itu," tutur Devanunthan.
Tindakan pencegahan juga sudah diterapkan di kota-kota seperti Cape Town, Christchurch, Hobart di Australia, Punta Arenas di Chili dan Ushuaia di Argentina. Masing-masing memiliki protokol karantina dan pengujian untuk pekerja yang naik pesawat atau kapal yang menuju ke selatan.
"Antartika selalu memiliki tantangan, tetapi terkait Covid-19 dan komunitas internasional secara keseluruhan, menurut saya ini ada di daftar teratas," ujar Devanunthan.
Beberapa minggu yang lalu di Stasiun McMurdo, para pekerja melakukan latihan untuk mensimulasikan apa yang diketahui dunia dengan sangat baik, seperti memakai masker dan melakukan aktivitas jarak sosial. "Akan sulit untuk tidak lari dan memeluk teman begitu mereka tiba," kata manajer stasiun Erin Heard.
Heard dan yang lainnya akan mulai memakai masker dua hari sebelum pendatang baru terbang. Saat rekan kerja tiba, Heard akan meninggalkan Antartika.
Sumber: Tempo.co