SUKABUMIUPDATE.com - Ketegangan yang terjadi antara Cina dan Amerika Serikat telah mempengaruhi beberapa sektor di Amerika Serikat, salah satunya teknologi pesawat intai nirawak atau drone.
Dilansir dari Tempo.co, Pentagon, Angkatan Bersenjata Amerika, dan Departemen Dalam Negeri AS mulai melarang penggunaan teknologi asal Cina untuk kebutuhan pesawat intai. Hal itu mempengaruhi DJI, perusahaan pembuat drone terbesar di dunia asal Cina dengan pangsa pasar di kisaran 70 persen.
Baru-baru ini Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan lima drone yang diizinkan untuk keperluan pertahanan militer AS. Dilansir dari Drone Life, Unit Inovasi Pertahanan AS (DIU), mengatakan pengumuman tersebut merupakan tindak lanjut dari program Unit Pengintaian Jarak Pendek (SRR) bersama dengan para produsen drone. Program tersebut bertujuan memasok drone kecil yang murah, portable, dan dapat digunakan dengan cepat oleh pasukan AS.
“Lima drone tersebut untuk memberikan opsi Sistem Pesawat Nirawak (sUAS) kecil yang terpercaya dan aman bagi Pemerintah AS,” ujar DIU dilansir dari Drone Life, pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Adapun lima drone yang disetujui Departemen Pertahanan AS adalah:
Skydios X2-D
Drone ini dilengkapi dengan kamera berteknologi 360 Superzoom beresolusi 4K serta kamera termal FLIR sehingga mampu memperoleh gambar dengan kualitas baik. Selain itu, kamera pada drone ini juga memiliki kemampuan 100 kali zoom untuk pengintaian.
Drone X2 juga memiliki fitur GPS dan illuminator IR yang membuatnya dapat terbang di malam hari. Dilansir dari situs resminya, drone ini dapat menjangkau jarak hingga 6,2 km
Parrot’s Anafi USA
Dikutip dari laman resminya, Anafi USA diklaim sebagai drone paling tenang di kelasnya di mana tingkat kebisingan drone ini hanya 79 dB ketika terbang pada ketinggian 50 cm. Drone ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan lapangan seperti pemadam kebakaran, tim SAR, petugas keamanan, tim survei dan sebagainya.
Anafi USA dilengkapi dengan fitur zoom 32 kali, video 4k HDR, dan kemampuan pencitraan termal. Selain itu, Drone ini juga dilengkapi dengan fitur pengaman seperti kartu SD terenkripsi yang memastikan perlindungan terhadap file foto dan video yang hilang. Drone ini juga menggunakan algoritma AES-XTS yang kuat dengan panjang kunci 512-bit.
Altavian’s M440 ION
Drone ini dilengkapi dengan dual kamera 720 HD/EO dengan kemampuan Zoom 20 kali. Selain itu, M440 ION juga memungkinkan operator untuk menentukan target melalui Cursor Field of View (CFOV). CFOV akan memberikan data koordinat untuk meningkatkan proses, eksploitasi, dan penyebaran target.
Drone ini juga dilengkapi dengan sensor dan algoritma perangkat lunak yang memungkinkannya untuk menghindari benda di depannya. Hal tersebut membuat M440 ION dapat terhindar dari tabrakan baik di siang hari maupun malam hari.
Teal Drones Golden Eagle
Dilansir dari laman resminya, Golden Eagle merupakan drone yang dirancang untuk pengintaian jarak pendek dengan kepekaan yang kuat. Drone ini mudah beradaptasi dengan situasi apa pun.
Vantage Robotics Vesper.
Drone Vesper dirancang untuk memenuhi kebutuhan pertahanan, keamanan, dan inspeksi. Drone ini dapat terbang dengan kecepatan 45 mph selama satu jam. Untuk keamanan data, drone ini menggunakan enskripsi AES-256 dan security boot standar Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Amerika Serikat.
Selain itu, drone ini juga dilengkapi sensor kamera Sony EO dengan ISO tinggi yang mampu menghasilkan gambar yang halus. Selain itu, drone ini juga dilengkapi lensa pengintai dengan optikal zoom 18 kali.
sumber: tempo.co