SUKABUMIUPDATE.com - Iran menutup surat kabar setelah menerbitkan kritikan ahli epidemiologi yang mempertanyakan data pemerintah tentang jumlah kasus dan kematian akibat pandemi corona yang hanya 5 persen.
Dilansir dari Tempo.co, Mohammed Reza, pemimpin redaksi surat kabar harian Jahane Sanat, mengatakan otoritas Iran telah menutup surat kabar yang dipimpinnya. Penutupan itu dipicu pemberitaan tentang kritik ahli epidemiologi bahwa jumlah sebenarnya kasus dan kematian akibat infeksi virus corona di Iran bisa jadi 20 kali lipat dari jumlah yang dilaporkan Kementerian Kesehatan.
Ahli epidemiologi Mohammad Reza Mahboobfar mengatakan, virus corona terdeteksi di Iran sebulan lebih awal dari tanggal 19 Februari, saat pihak berwenang negara itu mengkonfirmasi kasus pertama. "Pemerintah menggunakan kerahasiaan karena alasan politik dan keamanan dan hanya memberikan rekayasa statistik kepada publik," ujarnya.
Mabhoobfar juga mengkritik upaya tes Covid-19 dan memberikan peringatan tentang akan munculnya pandemi corona baru pada September mendatang karena kampus-kampus mengadakan ujian masuk dan hari libur agama Syiah.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari menolak pernyataan Mahboobbfar dengan menyatakan data yang diberikan bersifat transparan. "Kementerian Kesehatan bukan organisasi politik dan kesehatan masyarakat merupakan prioritas utama," ujarnya.
Kementerian Kesehatan Iran melaporkan hampir 330 ribu kasus virus corona dan 18,616 kematian, termasuk 189 yang meninggal dalam 24 jam terakhir.
Pemerintah Iran mendapat tekanan berupa kritikan sejak awal wabah corona merebak karena tidak memberlakukan langkah-langkah pencegahan. Iran merupakan negara yang mengalami pandemi corona terburuk di kawasan Timur Tengah.
sumber: tempo.co