SUKABUMIUPDATE.com - Kota Christchurch di Selandia Baru memiliki penyihir resmi yang ditunjuk dewan kota dan menggajinya ratusan juta rupiah selama puluhan tahun. Dilansir dari Tempo.co, penyihir itu bernama Ian Brackenbury Channell, pria kelahiran Inggris Raya yang menetap di Selandia Baru pada 1970-an, dan kini dikenal sebagai The Wizard.
Bukan sekadar penyihir dalam dongeng atau guyonan. Faktanya, ia adalah penyihir resmi kota. Ian bahkan memiliki SIM Selandia Baru yang dikeluarkan untuk The Wizard, meski ia mengatakan belum secara resmi mengganti namanya menjadi The Wizard.
Selama bertahun-tahun, dia menjadi penyihir tetap di kota. Di alun-alun beraspal di depan katedral Christchurch, dia mempresentasikan teori kehidupannya, mengenakan jubah penyihir dan menjadi sosok terkenal sehingga dia mendapatkan peringkat TripAdvisor, yakni empat dari lima bintang.
Sejak 1998, Ian telah dibayar NZ$ 16.000 (Rp 154,6 juta) setiap tahun oleh Dewan Kota Christchurch untuk menjadi penyihir kota.
Ian yang dijuluki The Wizard, yang sudah berusia 87 tahun, kini menghabiskan lebih sedikit waktu di depan umum. Dia ingin mencari penggantinnya dan tampaknya melihat potensi pada pria bernama Ari Freeman yang berusia 39 tahun, yang mengajar gitar dan memimpin sebuah band psychedelic funk.
The Wizard bahkan tercatat di situs web resmi pemerintah Selandia Baru. "The Wizard adalah seorang seniman dan pembicara publik, yang terkenal karena menghidupkan kembali seni retorika kuno dan paling sering terlihat di The Square di Christchurch yang memadukan ide-ide para filsuf terkenal," tulis deskripsi tentang The Wizard of New Zealand di situs web resmi itu.
The Wizard dianggap sebagai ikon wisata dan diakui oleh Asosiasi Direktur Galeri Seni Selandia Baru sebagai karya seni yang hidup pada 1982, kata situs web.
Ketika masih muda, The Wizard berkeliling Eropa. Dia adalah seorang perwira Royal Air Force di Kanada, dan mengajar sastra Inggris di Universitas Teheran. Tetapi baru setelah dia pindah ke Australia dengan istrinya saat itu, dia menemukan profesi yang akan dia tekuni seumur hidupnya: Penyihir.
Setelah menyelesaikan gelar di bidang sosiologi dan psikologi, ia bekerja sebagai organisator seni komunitas untuk University of Western Australia di Perth, dan kemudian sebagai dosen sosiologi di University of New South Wales (UNSW) di Sydney.
Di sana dia menyebarkan pemikiran yang dia namakan "fun revolution" yang bertujuan membawa cinta, logika, dan kesembronoan ke dunia, dan mengubah universitas menjadi "teater yang absurd".
Ketika dia kehilangan pekerjaan universitasnya, dia membuat rencana dengan wakil rektor untuk memberinya posisi baru, yakni penyihir resmi pertama UNSW.
"Saya telah menemukan penyihir entah dari mana," kata The Wizard. "Tidak ada penyihir ketika saya tiba di dunia, kecuali di buku."
Foto dirinya sebagai penyihir diterbitkan oleh Origins, buletin Arsip UNSW, yang menunjukkan dia mengenakan jaket kulit, berdiri di kursi dan memegang tengkorak seperti Hamlet zaman modern.
Bagi The Wizard, pekerjaannya tidak berarti membaca mantra atau meniru Gandalf dari trilogi Lord of the Rings karya JRR Tolkien. Menurutnya, perannya adalah menjadi semacam provokator, seseorang yang membawa kesenangan ke dunia, tetapi juga mengkritik sistem. Seorang pemain sandiwara, yang tidak keberatan mempermalukan dirinya sendiri.
"Setiap hari dunia menjadi lebih serius, jadi kesenangan adalah hal paling kuat di dunia saat ini," katanya.
Para akademisi di Sydney tidak menyukai apa yang dia lakukan karena akademisi tidak suka hal-hal konyol dan menyenangkan, katanya. Jadi dia pergi ke Universitas Melbourne, di mana dia mengklaim dia memimpin departemen kosmologi sendiri. Universitas, bagaimanapun, mengatakan itu terlalu dibesar-besarkan, dan pihak kampus mengatakan dia tidak dipekerjakan oleh universitas, meskipun dia terkait dengan serikat mahasiswa.
Ketika dia menjadi penyihir, dia bilang dia kehilangan semua temannya dan istrinya meninggalkannya. Jadi pada 1974, dia pindah ke Christchurch, Selandia Baru. Dan di sanalah jalur sihirnya benar-benar diakui.
Meskipun banyak bangunan dalam kota masih dalam keadaan rusak akibat gempa bumi 2011 yang menghancurkan kota dan menewaskan 185 orang, beberapa arsitektur Gotik tetap ada, dan ada nuansa khas Inggris. Saat kabut dataran rendah menyelimuti kota, pada bangunan batu abu-abu dan patung-patung era kolonial, kabut itu memiliki efek menyulap kota menjadi nuansa mistis.
Sesampai di sana pada 1970-an, Ian menjadi figur di Cathedral Square, di mana ia berdiri di atas tangga dan mengenakan berbagai pakaian, termasuk mengenakan kain pinggang sebagai Yohanes sang Pembaptis. Dia memuji Kerajaan Inggris dan mengkritik apa yang dia sebut "seksisme anti-lelaki."
Pada awalnya, dewan kota tidak terlibat, menurut The Wizard. Mereka awalnya menolak untuk menunjuknya sebagai penyihir resmi kota dan tidak akan memberinya izin tertulis yang dia butuhkan untuk berbicara di alun-alun di bawah peraturan Christchurch. Jadi The Wizard menampilkan aksi teatrikal dengan memakai masker gas dan berbicara dalam bahasa Prancis untuk menghindari aturan.
"Saya menjadi orang paling populer di Christchurch sejak itu," kata The Wizard. "Dan orang yang paling dibenci oleh para birokrat."
Tetapi ketika profilnya meningkat, dia mendapat pengakuan lebih resmi oleh dewan kota.
Pada 1982, Asosiasi Direktur Galeri Seni Selandia Baru mengatakan bahwa ia telah menjadi karya seni yang hidup. Dokumen Galeri Seni Kota Auckland menggambarkan media karya tersebut sebagai "substansi korporeal seniman dan tak ternilai".
Pada 1990, Perdana Menteri Selandia Baru Mike Moore menulis surat kepadanya dengan kop surat resmi perdana menteri, yang menyarankan bahwa Ian harus segera mempertimbangkan saran darinya agar menjadi "Penyihir Selandia Baru, Antartika, dan wilayah lepas pantai yang relevan."
"Tidak diragukan lagi akan ada implikasi di bidang mantra, berkah, kutukan, dan hal-hal supranatural lainnya yang berada di luar kompetensi Perdana Menteri," tulis surat Moore.
Dewan Kota Christchurch mengontraknya untuk melayani kota sebagai bagian dari pekerjaan promosi untuk kota Christchurch, menurut juru bicara dewan kota.
The Wizard dibayar NZ$ 16.000 (Rp 154,6 juta) per tahun, sebagai acuan dana pensiun Selandia Baru untuk satu orang adalah NZ$ 22.039 (Rp 213 juta) setiap tahun setelah dipotong pajak. Namun, penyihir itu dibebaskan dari pajak dan mendapatkan dukungan finansial dari tunangannya selama 43 tahun, Alice Flett, yang dia temui di sebuah gereja Anglikan di Christchurch, dan terlibat dalam pertunjukannya.
Menurut juru bicara Dewan Kota Christchurch, jasanya termasuk membantu mempromosikan acara dan pariwisata lokal, serta menyambut pejabat atau delegasi ke kota, yang biasanya melibatkan tidak lebih dari 200 jam kerja setiap tahun.
Pada 2009, penyihir itu menerima Queen's Service Medal, salah satu penghargaan tertinggi di Selandia Baru.
sumber: tempo.co