SUKABUMIUPDATE.com - Departemen Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan, serta Badan Kesehatan Hewan dan Tanaman Inggris mengumumkan bahwa seekor kucing peliharaan dinyatakan positif mengandung SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab infeksi Covid-19 pada manusia.
Dilansir dari tempo.co, kasus itu dikonfirmasi menandai kasus pertama kali seekor hewan di negara itu tertular virus corona.
"Tapi belum ada bukti yang menunjukkan hewan itu terlibat dalam penularan penyakit kepada pemiliknya atau hewan peliharaan dapat menularkan virus kepada manusia," kata pejabat setempat, seperti dikutip laman Fox News, Rabu, 29 Juli 2020.
Kucing tersebut kemungkinan tertular virus dari pemiliknya, yang pada satu titik dinyatakan positif Covid-19. Kucing dan pemiliknya sejak itu telah pulih, dan tidak ada hewan atau orang lain di rumah pemiliknya yang terjangkit virus.
Kasus ini pertama kali diidentifikasi setelah dokter hewan swasta mendiagnosis kucing itu dengan virus herpes kucing, yang menurut para pejabat adalah infeksi pernapasan umum pada kucing. Namun, sebagai bagian dari program penelitian, sampel yang sama juga diuji untuk virus corona baru dan akhirnya positif.
Pejabat di laboratorium Badan Kesehatan Hewan dan Tanaman di Weybridge mengkonfirmasi hasilnya pada 22 Juli. "Ini adalah peristiwa yang sangat langka dengan hewan yang terinfeksi dan terdeteksi hingga saat ini hanya menunjukkan tanda-tanda klinis ringan dan pulih dalam beberapa hari," kata Kepala Petugas Veteriner Christine Middlemiss dalam sebuah pernyataan.
Sementara, direktur medis di Public Health England, Yvonne Doyle, mengatakan kasus itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk khawatir. "Penyelidikan terhadap kasus ini menunjukkan bahwa infeksi menyebar dari manusia ke hewan, dan bukan sebaliknya. Saat ini, tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan dapat menularkan penyakit kepada manusia," ujar dia.
Sejak pandemi dimulai, ada berbagai laporan tentang kucing--baik peliharaan maupun liar--tertular virus dari manusia, anjing-anjing di Amerika juga telah dites positif terkena virus. Sementara seekor harimau di Kebun Binatang Bronx di New York dinyatakan positif virus corona pada awal April setelah kemungkinan terpapar oleh pekerja yang terinfeksi.
Kemudian, pada bulan yang sama, dua kucing di New York menjadi hewan peliharaan pertama di Amerika yang dinyatakan positif. "Sejalan dengan saran umum tentang memerangi virus corona, masyarakat diminta untuk tetap mencuci tangan secara teratur, termasuk sebelum dan setelah kontak dengan hewan," tutur Doyle.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (NEJM) pada Mei menemukan bahwa kucing dapat menularkan virus corona satu sama lain, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala. Penelitian ini melibatkan enam kucing, tiga di antaranya diinokulasi dengan SARS-CoV-2.
Tiga kucing lainnya kemudian diinokulasi, setiap kucing yang sehat ditempatkan di kandang dengan salah satu kucing yang terinfeksi untuk menilai apakah penularan virus melalui kontak langsung akan terjadi di antara kucing. Segera setelah itu, virus terdeteksi pada ketiga kucing yang sebelumnya tidak terinfeksi, yang ditunjukkan tes usap hidung.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menawarkan panduan kepada pemilik hewan peliharaan di tengah pandemi, yang menyarankan setiap pemilik yang sakit untuk membatasi kontak dengan hewan peliharaannya. "Sama seperti yang Anda lakukan dengan manusia hingga Covid-19 dipahami dengan lebih baik," kata CDC.
sumber: tempo.co