SUKABUMIUDPATE.com - Seekor gajah yang sedang hamil mati setelah memakan buah nanas yang telah diisi petasan. Ia mati dengan posisi berdiri di tengah-tengah sungai.
Menyadur NDTV, seekor gajah yang sedang hamil meninggal pada Rabu lalu (27/5/2020), setelah dia makan nanas yang diisi dengan petasan, yang diduga sengaja dibuat oleh penduduk setempat. Buah itu meledak di mulutnya yang menyebabkan luka cukup parah.
Insiden itu terungkap setelah seorang petugas hutan menceritakan detail kematian sang gajah di media sosial. Gajah liar tersebut meninggalkan hutan Silent Valley di distrik Palakkad ke desa terdekat untuk mencari makanan.
Menurut petugas hutan setempat, gajah tersebut diduga telah memakan nanas yang dicampur dengan kerupuk buatan. Kerupuk tersebut dapat meledak layaknya petasan, biasanya digunakan oleh penduduk setempat untuk melindungi ladang mereka dari babi hutan.
"Dia mempercayai semua orang. Ketika nanas yang dia makan meledak, dia pasti terkejut dan tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi anak yang akan dia lahirkan dalam 18 hingga 20 bulan," kata petugas hutan Mohan Krishnan anggota Tim Respon Cepat penyelamatan gajah.
Begitu kuat ledakan kerupuk di mulutnya sehingga lidah dan mulutnya terluka parah, membuatnya sangat kesakitan dan tidak bisa makan.
"Dia tidak melukai satu orang pun, bahkan ketika dia berlari di jalan-jalan desa dengan rasa sakit. Dia tidak menghancurkan satu rumah pun. Inilah sebabnya saya berkata, dia sangat baik," tulis Mr Krishnan di akun media sosial Facebook.
Gajah itu akhirnya berjalan ke Sungai Velliyar dan berdiri di sana. Dalam foto-foto yang dibagikan, memperlihatkan gajah tersebut berdiri di tengah-tengah sungai dengan posisi mulut dan belalai terendam air.
Menurut keterangan petugas hutan setempat, sang gajah melakukan hal tersebut untuk menghindari hinggapan lalat atau serangga lain di luka-lukanya.
Petugas kemudian membawa dua ekor gajah untuk menyelamatkannya keluar dari sungai. "Tetapi saya pikir dia memiliki indra keenam. Dia tidak membiarkan kita melakukan apa pun," tulis Mohan Krishnan.
Setelah upaya yang dilakukan oleh petugas untuk menyelamatkan sang gajah, sang gajah betina meninggal pada pukul 4 sore waktu setempat dengan posisi berdiri di tengah sungai. Setelah mati, gajah itu kemudian dibawa ke dalam hutan untuk dikremasi.
"Dia perlu diberi penghormatan yang layak. Untuk itu, kami membawanya ke dalam hutan dengan truk. Dia berbaring di atas tumpukan kayu bakar, di tanah tempat ia bermain dan dibesarkan." tulis Krishnan.
Aku bisa merasakan kesedihan dokter yang melakukan otopsi meskipun ekspresi di wajahnya tidak terlihat karena tertutup masker. Kami mengkremasinya di atas tumpukan kayu. Kami membungkuk di hadapannya dan memberikan penghormatan terakhir." pungkasnya.
sumber: suara.com