SUKABUMIUPDATE.com - Ilmuwan Cina mengumumkan virus corona Covid-19 bukan berasal dari pasar hewan Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Dilansir dari tempo.co, ahli epidemiologi terkemuka Cina, Gao Fu, mengatakan sampel yang diambil dari pasar grosir itu—tempat virus mematikan itu dilaporkan pertama kali menular ke manusia—gagal menunjukkan hubungan antara hewan yang dijual di sana dan patogennya.
Gao Fu yang juga Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (CCDCP) awalnya memang mengira dan berasumsi bahwa virus berasal dari pasar tersebut. “Sekarang ternyata pasar itu adalah salah satu korban (penyebaran virus),” ujar Gao Fu, seperti dikutip laman New York Post, Rabu, 27 Mei 2020.
Sejak Januari, Gao Fu meneliti virus SARS-CoV-2, dan sampel yang sudah dikumpulkan tidak menunjukkan jejak virus berasal dari pasar itu, meskipun patogen terdeteksi dalam beberapa sampel lingkungan, termasuk limbah.
Sampai saat ini, virus itu diduga kemungkinan berasal dari kelelawar, kemudian menyeberang melalui spesies perantara ke manusia. Dan spesies mana yang bertindak sebagai perantara dan di mana penularan pertama masih menjadi misteri.
Analisis dari 41 kasus pertama yang dikonfirmasi dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pada 2 Januari menemukan bahwa sementara 27 bisa langsung dihubungkan dengan pasar hewan, tapi minoritas yang signifikan tidak memiliki koneksi dengan pasar itu.
Penelitian yang diterbitkan di The Lancet pada akhir Januari menemukan kasus paling awal yang tercatat, ada seorang pasien yang jatuh sakit pada 1 Desember 2019, dan tidak memiliki hubungan dengan pasar itu. “Tidak ada hubungan epidemiologis yang ditemukan antara pasien pertama dan kasus selanjutnya,” tutur Gao Fu.
Artinya, masuk akal jika virus itu bisa menyebar pada manusia tanpa terdeteksi sebelum memasuki pasar dan menginfeksi sejumlah orang di sana.
Pertanyaan tentang di mana virus corona dimulai telah menjadi perdebatan panas di antara pejabat Cina dan Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir. Presiden Amerika Donald Trump menjulukinya ‘Virus Cina’ dan menyalahkan Negeri Tirai Bambu itu karena gagal menghentikan penyebarannya.
Sedangkan pejabat Cina melalui salah satu juru bicara pemerintah menuduh Amerika, dengan mengatakan bahwa Angkatan Darat Amerika bertanggung jawab atas wabah tersebut.
Ada juga informasi yang menyatakan bahwa virus berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan—laboratorium yang mempelajari beberapa virus corona kelelawar—Institut Virologi Wuhan. Namun, Direktur Institut Virologi Wuhan, Wang Yanyi, menepis tuduhan bahwa fasilitas itu melepaskan virus dalam kecelakaan laboratorium.
“Tidak mungkin itu bocor dari laboratorium karena para peneliti belum mempelajari patogen yang cukup mirip dengan virus corona,” katanya kepada China Central Television milik pemerintah.
Sumber: Tempo.co