Masa Depan Dunia Usai Wabah Covid-19: Barbarisme atau Sosialisme

Senin 25 Mei 2020, 13:20 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Pandemi covid-19 menjadi salah satu bencana yang paling besar sejak bulan-bulan awal tahun 2020. Ratusan ribu nyawa sudah menghilang yang disebabkan oleh virus corona.

Dilansir dari suara.com, bukan hanya berdampak pada kesehatan, virus corona juga ikut mengguncang dunia.

Banyak negara melakukan pembatasan wilayah atau lockdown untuk menekan penyebaran virus, namun kebijakan tersebut membuat orang tidak bisa bekerja.

Akibatnya, beberapa orang mengalami pemutusan hubungan kerja karena perusahaan tempat ia mencari nafkah hancur. Sebagian lain memiliki pekerjaan dengan gaji yang tidak dibayarkan secara utuh.

Teka-teki mengenai sampai kapan wabah ini akan berakhir juga masih menjadi misteri.

Bahkan mulai muncul slogan 'New Normal' untuk segala lini kehidupan, termasuk ekonomi sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Simon Mair, Peneliti di bidang Ekonomi Ekologis, Pusat Pemahaman Kemakmuran Berkelanjutan, University of Surrey meneliti empat kemungkinan yang terjadi pada dunia setelah pandemi virus corona.

"Dari perspektif ekonomi, ada empat kemungkinan di masa depan: turun ke barbarisme, kapitalisme negara yang kuat, sosialisme negara radikal, dan transformasi menjadi masyarakat besar yang dibangun di atas bantuan bersama."

Hal tersebut tertuang dalam tulisnya dalam artikel berjudul 'What will the world be like after coronavirus? Four possible futures' yang diterbitkan di The Conversation 30 Maret 2020.

1. State Capitalism

State capitalism merupakan bentuk yang sudah banyak negara terapkan saat ini, tujuannya adalah untuk mengejar nilai tukar sebagai penopang ekonomi. Sebagai contohnya Inggris, Spanyol dan Denmark.

Negara akan memberikan stimulus Keynesian besar-besaran dengan memberikan kredit dan melakukan pembayaran langsung ke pebisnis. Sehingga kegiatan ekonomi akan tetap berjalan.

Mungkinkah ini skenario yang berhasil? "Mungkin, tetapi hanya jika Covid-19 terbukti dapat dikontrol dalam waktu singkat. Karena lockdown terus menerus harus dihindari untuk mempertahankan fungsi pasar, penularan infeksi masih mungkin berlanjut." tulisnya.

2. Barbarisme

"Ini adalah skenario paling suram. Barbarisme terjadi di masa depan jika kita terus mengandalkan nilai tukar sebagai prinsip panduan kita, namun menolak untuk memberikan dukungan kepada mereka yang dikurung di pasar karena penyakit atau pengangguran. Ini menggambarkan situasi yang belum kita lihat." tulisnya.

Skenario ini bisa terjadi lantaran banyak bisnis gagal dan pekerja kelaparan karena tidak ada mekanisme yang jelas. Rumah sakit tidak didukung dengan tindakan yang jelas hingga kewalahan.

Barbarisme ini bisa terjadi secara tidak sengaja selama pandemi, atau setelah puncak pandemi. Kesalahannya adalah jika pemerintah gagal melangkah dengan cara yang tepat selama pandemi.

Kegagalan ekonomi dan masyarakat yang berkelanjutan akan memicu kerusuhan politik dan sosial, yang menyebabkan runtuhnya sistem kesejahteraan negara dan masyarakat.

3. Negara Sosialis

Negara sosialis bisa terjadi di masa depan pertama dengan perubahan budaya yang menempatkan nilai berbeda di jantung ekonomi. Skenario ini terlihat di beberapa negara seperti Inggris, Spanyol, dan Denmark.

Dalam skenario seperti ini, negara mengambil langkah untuk melindungi bagian-bagian ekonomi yang penting bagi kehidupan, "seperti produksi makanan, energi dan tempat tinggal misalnya, sehingga ketentuan dasar kehidupan tidak lagi sesuai dengan keinginan pasar."

Ekonom Inggris tersebut juga memperingatkan untuk berhati-hati jika skenario ini terjadi. "Ada risiko pada pendekatan ini - kita harus berhati-hati untuk menghindari otoritarianisme." jelasnya.

Namun pendekatan ini yang dinilai paling baik untuk semua negara setelah pandemi, terutama bagi negara yang memiliki sumber daya yang kuat. Negara yang kuat mampu mengerahkan sumber daya untuk melindungi masyarakat.

4. Saling Membantu

Prediksi kemungkinan yang terakhir di ekonomi dunia adalah saling membantu. Simon menggambarkan, skenario ini menjadi jalan keluar dari tiga skenario sebelumnya.

"Ini adalah jalan keluar dari barbarisme, atau kapitalisme negara, dan dapat mendukung sosialisme negara." jelasnya.

Dalam skenario ini, negara tidak berperan terlalu banyak, justru individu atau kelompok-kelompok kecil yang menguasainya. Bentuk paling ambisius dari gerakan ini adalah munculnya struktur demokrasi baru.

"Kita bisa melihat ini (saling membantu) sebagai kegagalan negara menanggapi bencana. Atau kita dapat melihatnya sebagai respons sosial yang pragmatis, penuh kasih sayang terhadap krisis yang sedang berlangsung." tulis Simon.

 

Sumber : suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Inspirasi22 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:55 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Asep Japar - Andreas: Visi Misi

Ajang adu gagasan pasangan calon ini disiarkan secara langsung oleh stasiun tv nasional atau bisa diakses melalui kanal youtube sukabumiupdate.com.
Paslon 02 pilkada kabupaten sukabumi 2024, Asep Japar - Andreas (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Life22 November 2024, 14:39 WIB

Media Sosial: Senjata Baru dalam Kampanye Politik?

Media sosial mengubah kampanye politik: cepat, luas, dan interaktif. Namun, hoaks dan manipulasi jadi tantangan. Bagaimana memanfaatkan peluangnya tanpa terjebak risikonya? Simak ulasannya di sini!
Media sosial: alat kampanye politik yang efektif, tapi penuh tantangan. Bijaklah dalam menggunakan dan menerima informasi! (Sumber : freepik)
Food & Travel22 November 2024, 14:30 WIB

Wisata Alam Karacak Valley, Menikmati Keindahan Hutan Pinus dan Curug di Garut Kota

Karacak Valley Garut adalah pilihan yang tepat untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Kawasan Taman Wisata Karacak Valley terletak di perbukitan dengan pemandangan hutan pinus yang masih asri. Foto: IG/karacak_valley
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:28 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Iyos-Zainul: Pengalaman 38 Tahun

Dengan pengalaman Pak Iyos selama 38 tahun di pemerintahan dan Pak Zainul yang juga berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, kami tetap percaya diri.
Paslon 01 Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Bola22 November 2024, 14:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB.
Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB. (Sumber : X/@BorneoSMR/@persib).
Sukabumi22 November 2024, 13:57 WIB

Lewat Inovasi Kesehatan, Kota Sukabumi Raih KIJB 2024 Pemprov Jabar

Reni mengapresiasi prestasi Puskesmas Sukakarya.
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi meraih KIJB 2024 di Trans Hotel, Kota Bandung, Kamis, 21 November 2024. | Foto: Istimewa
Nasional22 November 2024, 13:56 WIB

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Berawal dari Masalah Tambang

Berikut kronologi polisi tembak polisi di Solok Selatan menurut Kapolda Sumbar Irjen Suharyono.
Ilustrasi. Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Solok Sumbar. | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:50 WIB

Profil Teddy Lesmana, Panelis di Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Teddy Lesmana yang saat ini terpilih jadi panelis di debat Pilbup 2024 adalah sosok yang menginspirasi karena dedikasinya dalam dunia pendidikan dan hukum.
Teddy Lesmana saat ini berprofesi sebagai Dekan Fakultas Hukum, Bisnis dan Pendidikan di Nusa Putra University Sukabumi. (Sumber : Instagram/@teddyzeeous).
DPRD Kab. Sukabumi22 November 2024, 13:34 WIB

Apresiasi Kunjungan KPK, Ketua DPRD Sukabumi: Perkuat Komitmen Bersama Perangi Korupsi

Menurut Budi, kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilakukan oleh KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi kepada pemerintah daerah.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. (Sumber : SU/Ilyas)