SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Cina mengkonfirmasi pada Jumat bahwa mereka telah meminta laboratorium tidak resmi untuk menghancurkan sampel virus corona baru pada periode awal wabah Covid-19.
Dilansir dari tempo.co, sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berulang kali mengatakan bahwa Beijing menolak untuk menyediakan sampel virus yang diambil dari pasien ketika penularan dimulai di Cina akhir tahun lalu. Pompeo juga mengatakan otoritas Cina telah menghancurkan sampel awal.
Liu Dengfeng, seorang pejabat di departemen ilmu pengetahuan dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional Cina, mengatakan ini dilakukan di laboratorium yang tidak resmi untuk mencegah risiko keselamatan biologis laboratorium dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal, menurut laporan South China Morning Post, 16 Mei 2020.
"Pernyataan yang dibuat oleh beberapa pejabat AS diambil di luar konteks dan dimaksudkan untuk membingungkan (publik)," katanya pada sebuah konferensi pers di Beijing.
Ketika penyakit seperti pneumonia pertama kali dilaporkan di Wuhan, lembaga profesional tingkat nasional bekerja untuk mengidentifikasi patogen penyebabnya, kata Liu.
"Berdasarkan penelitian yang komprehensif dan pendapat ahli, kami memutuskan untuk sementara waktu mengelola patogen yang menyebabkan pneumonia sebagai Kelas II, patogen tingkat tinggi, dan memberlakukan persyaratan keamanan hayati pada pengumpulan sampel, transportasi dan kegiatan eksperimental, serta menghancurkan sampel," katanya.
Liu menambahkan bahwa ini sejalan dengan praktik standar Cina untuk menangani sampel yang sangat patogen, yang seharusnya tidak dilakukan oleh laboratorium yang tidak memenuhi persyaratan.
Patogen Kelas II dapat ditularkan di antara manusia atau hewan, atau antara manusia dan hewan, dan menyebabkan penyakit serius seperti sindrom pernafasan akut (SARS) dan cacar.
Menurut pemberitahuan komisi kesehatan provinsi yang dikeluarkan pada bulan Februari, mereka yang menangani sampel virus diperintahkan untuk tidak memberikannya ke lembaga atau laboratorium mana pun tanpa persetujuan. Laboratorium tidak resmi yang memperoleh sampel pada tahap awal wabah harus menghancurkannya atau mengirimnya ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk penyimpanan.
Beijing dan Washington saling tuduh mengenai asal-usul virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang di seluruh dunia. Cina berada di bawah tekanan internasional untuk memungkinkan penyelidikan atas penanganan pandemi yang dianggap tidak transparan.
Sky News melaporkan Dubes Cina untuk Inggris mengatakan Cina akan terbuka untuk investigasi independen asalkan sesuai prosedur WHO.
"Kami sangat terbuka untuk investigasi independen, tetapi harus diorganisir oleh WHO. Sifatnya harus internasional," ujar Duta Besar Cina untuk Inggris, Liu Xiaoming.
Xiaoming menjelaskan, negaranya memberikan akses karena tidak ingin terus menerus dituduh menutup-nutupi fakta virus Corona. Dubes Xiaoming mengatakan pemerintah Cina ingin menunjukkan bahwa mereka bersikap transparan terkait wabah virus corona.
Sumber: Tempo.co