SUKABUMIUPDATE.com - Peneliti Prancis sedang bersiap untuk uji coba nikotin pada manusia guna menguji hipotesis penelitian sebelumnya, yang mengklaim nikotin dapat membantu tubuh memerangi infeksi virus Corona.
Dilansir dari tempo.co, uji coba ini akan melibatkan kelompok petugas kesehatan dan pasien yang menggunakan produk nikotin dan kelompok lain yang menggunakan plasebo (obat kosong). Kemudian mereka akan diuji untuk melihat apakah ada perbedaan dalam cara tubuh mereka merespons virus.
Menurut laporan Reuters, seperti dikutip pada 28 April 2020, uji coba ini merupakan tindak lanjut dari penelitian Prancis yang diterbitkan bulan ini, berdasarkan data kesehatan masyarakat yang menunjukkan bahwa orang yang merokok memiliki kemungkinan 80% lebih rendah untuk terkena COVID-19 dibandingkan bukan perokok pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Para ilmuwan berhipotesis dalam penelitian mereka bahwa nikotin, yang terkandung dalam rokok, dapat mempengaruhi apakah molekul virus Corona mampu menempelkan diri pada reseptor di dalam tubuh.
"Anda memiliki virus yang tiba di reseptor, dan nikotin menghalangi itu, dan mereka berpisah," kata Jean-Pierre Changeux, profesor emeritus neuroscience di institut Pasteur Prancis, menggambarkan singkat proses hipotetis.
Changeux ikut menulis penelitian dengan Zahir Amoura, seorang profesor di Rumah Sakit Universitas Pitie-Salpetriere Paris. Mereka berdua melakukan uji coba ini.
Amoura mengatakan bagian terpenting dari uji coba itu bisa menjadi pengujian pada kelompok sampel 1.500 profesional kesehatan.
Mereka akan dinilai untuk melihat apakah mereka terkena virus, dan apakah mereka yang menggunakan nikotin lebih tahan daripada rekan mereka yang memakai plasebo.
"Itu bisa memberi kita cara untuk mengurangi penyebaran virus," kata Amoura.
Pengujian serupa akan dilakukan pada 400 orang yang telah dirawat di rumah sakit dengan gejala virus Corona, untuk memahami apakah nikotin mengubah perkembangan penyakit.
Uji coba akan dimulai sekitar tiga minggu. Para peneliti mengatakan mereka akan berhati-hati untuk memastikan penelitian mereka tidak mendorong orang untuk merokok, mengingat efeknya yang berbahaya pada kesehatan manusia. "Itu akan menjadi bencana besar jika banyak orang merokok karena ini," kata Changeux.
Pemerintah Prancis sendiri telah membatasi penjualan produk-produk nikotin setelah penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Pitié-Salpêtrière, yang menyatakan bahwa para perokok mungkin lebih kecil untuk terinfeksi COVID-19.
Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dengan membatasi apotek untuk menjual lebih dari satu bulan pasokan produk nikotin yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada rokok, menurut Euronews.
Setiap penjualan harus dicatat oleh apotek, apakah pembeli memiliki resep dokter atau tidak.
Sementara itu penjualan online telah sepenuhnya dilarang.
Prancis menjadi salah satu negara kematian virus Corona tertinggi dengan total 22.00 lebih kematian yang tercatat di rumah sakit dan rumah perawatan.
Bulan lalu, otoritas kesehatan Prancis meminta dokter untuk tidak meresepkan hydroxychloroquine untuk pasien terduga virus Corona setelah sebuah penelitian mengatakan obat itu berpotensi menyembuhkan COVID-19, yang bisa menyebabkan kekurangan pasokan hydroxychloroquine bagi penderita lain.
Sumber: Tempo.co