SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial usai mengusulkan penyuntikkan disinfektan kepada manusia, guna memerangi penyebaran virus corona. Lantas, mengapa ide 'gila' itu bisa keluar dari mulut orang nomor satu di Negeri Paman Sam?
Melansir dari suara.com, rupanya gagasan ini terlontar setelah Bill Bryan, kepala divisi sains dan teknologi di Department of Homeland Security memberi presentasi soal riset yang dilakukan timnya yang menyebut bahwa virus corona tidak bisa hidup lama di temperatur yang lebih hangat dan lebih lembab.
"Virus ini (Covid-19) mati paling cepat di sinar Matahari," cetus Brian saat melakukan presentasi kepada Presiden AS dilansir laman BBC, Minggu (26/4/2020).
Trump kemudian menanggapi temuan itu dengan rasa penasaran apakah bisa 'sinar' tersebut dipancarkan ke dalam tubuh manusia untuk membunuh virus corona.
"Coba kalian membawa sinar ke dalam tubuh, yang bisa kalian lakukan apakah dengan kulit atau beberapa cara lain dan saya pikir kalian mengatakan akan menguji hal itu juga," jawab Trump.
"Saya lihat disinfektan menghancurkannya dalam satu menit. Dan apakah ada cara agar kita bisa melakukan sesuatu seperti itu dengan menyuntikkannya ke dalam?" tanya dia.
Meski terdengar gila untuk kalangan ilmuwan, namun Trump semakin antusias untuk mengutarakan rencananya yang ingin menyuntikkan disinfektan kepada manusia karena dinilai akan efektif untuk membunuh virus corona.
"Seperti kalian lihat, (virus ini) menuju ke paru-paru, jumlahnya dahsyat ke paru-paru, jadi akan menarik untuk mengeceknya," lanjut Trump.
Sesuai dugaan, pernyataan Trump tersebut langsung memicu kontroversi di kalangan medis. Kritik diluncurkan Dr Vin Gupta, ahli paru-paru di AS.
"Gagasan menginjeksi tipe apapun produk kebersihan ke dalam tubuh adalah tidak bertanggungjawab dan berbahaya. Itu adalah metode umum yang digunakan oleh orang-orang jika mereka ingin melakukan bunuh diri," jelasnya.
Sementara ilmuwan lainnya mengatakan bahwa pernyataan Trump ini bisa saja diikuti oleh para pendukungnya meskipun hal ini sudah jelas berbahaya.
"Briefing Trump ini membahayakan kesehatan publik. Boikot propaganda. Dengarkanlah para pakar. Dan mohon jangan meminum disinfektan," tutup Robert Reich, profesor kebijakan publik di University of California.
Sumber : suara.com