SUKABUMIUPDATE.com - Bukan cuma di Amerika Serikat, virus corona COVID-19 juga merajalela di rumah-rumah perawatan lansia atau panti wreda di sejumlah negara di Eropa. Dilansir dari tempo.co, badan Kesehatan Dunia WHO, mencatat hampir separuh dari angka kematian karena wabah penyakit itu berasal dari antara penghuni rumah atau panti tersebut.
Direktur WHO untuk Eropa, Hans Kluge, mengungkap itu dalam keterangan resmi yang disampaikannya, Kamis 23 April 2020. Dia menyebut besarnya jumlah kematian itu sebagai, "Tragedi kemanusiaan yang tidak terbayangkan."
Menurut Kluge, bahkan orang tua yang sudah lemah pun masih memiliki peluang untuk sembuh bisa terawat dengan baik. Namun yang terjadi, dia memperingatkan, perawat di rumah-rumah lansia itu kekurangan peralatan dan sering kali mereka memiliki beban berlebih dan prasejahtera.
Angka kematian yang terjadi di sana juga kerap tak terdata secara resmi karena minimnya tes atau pemeriksaan. Itu artinya para lansia tersebut tak terkonfirmasi positif COVID-19 sebelum kematiannya.
Beberapa negara telah mengisolasi rumah-rumah perawatan lansia itu selama pandemi berlangsung. Kebijakan itu dinilai Kluge semakin membuat kematian di sana semakin terasa menyedihkan karena tidak ada kerabat yang bisa datang untuk memberi dukungan fisik dan emosional.
"Untuk mereka semua yang kehilangan, kami ikut berduka," kata Kluge sambil menambahkan perhatian juga harus segera diberikan kepada para perawat dan fasilitas di rumah-rumah jompo itu.
"Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk memastikan para pekerja memiliki perlindungan diri dan suplai penting lainnya untuk keselamatan diri mereka sendiri dan yang mereka rawat."
Situasi di rumah-rumah perawatan lansia itu menunjukkan angka kematian yang selama ini dirilis sejumlah negara bisa jadi terlalu rendah daripada yang sebenarnya. Termasuk di Prancis yang telah mengumumkan angka kematian dari rumah lansia sebanyak 8.104--di luar angka 2.599 yang meninggal di rumah sakit.
Di Italia, pemerintahan setempat menyelidiki kemungkinan malpraktik di 13 rumah lansia di Milan setelah ada pengakuan perawatnya yang dicegah mengenakan masker. Di Spanyol, militer dikirim untuk disinfeksi bangunan-bangunan dan menemukan di satu tempat beberapa orang tinggal di lingkungan yang kotor bersama sejumlah jasad orang tua diduga korban COVID-19.
Ada kecemasan pula di Spanyol kalau ratusan rumah jompo yang ada di Catalonia bakala membuat angka ke,matian COVID-19 di negara itu tambah melambung.
Sebelumnya, diberitakan pula kalau lebih dari 3.300 dari total 23 ribu kematian karena wabah virus corona COVID-19 di Amerika Serikat, per Senin 13 April 2020, dikaitkan dengan rumah-rumah jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang. Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya lebih tinggi karena sebagian besar penghitungan tidak termasuk mereka yang meninggal tanpa pernah diuji COVID-19.
Sumber: Tempo.co