SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kota Wuhan, Cina, mendapati 182 kasus COVID-19 yang tidak disertai gejala atau sakit dalam penapisan menggunakan asam nukleat. Dilansir dari tempo.co, penapisan dilakukan terhadap 275.400 orang sepanjang 8-15 April 2020.
Penduduk kota yang baru saja lepas dari status penguncian atau lockdown gara-gara wabah penyakit virus corona 2019 tersebut diwajibkan menjalani tes oleh Komisi Kesehatan Kota Wuhan. Mereka yang menyumbang kasus terbanyak di Cina dan korban epidemi pertama sebelum infeksi virus berkembang menjadi pandemi itu ingin kembali beraktivitas bekerja di Wuhan maupun luar Wuhan.
Saat ini di Wuhan terdapat 53 tempat tes asam nukleat dan 211 tempat pengumpulan sampel. "Dengan kapasitas 40 ribu per hari, permintaan warga Wuhan yang ingin melakukan tes bisa dipenuhi," kata seorang staf Komisi Kesehatan Kota Wuhan seperti dilaporkan Changjiang Daily, Minggu 19 April 2020.
Lembaga tersebut mewajibkan tiap orang yang positif namun tidak sakit melakukan tes dan melaporkannya secara berkala serta bersedia menelusuri jejaknya dalam 24 jam. Menurut pemerintah Cina, orang tanpa gejala harus menjalani karantina selama 14 hari untuk dilakukan observasi medis.
"Hanya mereka yang tetap tidak menunjukkan gejala dalam 14 hari dan hasilnya negatif dalam dua kali tes boleh meninggalkan ruang observasi."
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Hubei mengklasifikasi 76 kabupaten/kota yang termasuk berisiko rendah dari paparan COVID-19. Status risiko rendah dilekatkan pada daerah yang tidak ada kasus baru dalam 14 hari terakhir, sedangkan risiko menengah adalah daerah yang kurang dari 50 kasus dan risiko tinggi di atas 50 kasus.
Menurut laporan China Daily, Wuhan termasuk daerah yang tadinya berisiko tinggi berubah menjadi rendah.
Sumber: Tempo.co