Kurangnya Dana Jadi Kendala Riset Vaksin Virus Corona

Sabtu 11 April 2020, 15:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Dana menjadi tantangan para periset untuk menciptakan vaksin virus Corona (COVID-19) sesegera mungkin. Dilansir dari tempo.co, karena pada kenyataannya tidak banyak anggaran disediakan untuk hal tersebut. Kalaupun ada, pemerintah tengah mengalokasikannya untuk hal lain yang bersifat jangka pendek.

Salah satunya dialami oleh Sarah Gilbert, peneliti dari Oxford's Jenner Institute & Nuffield Department of Clinical Medicine, di Inggris. Ia dan timnya, yang bekerja tujuh hari sepekan untuk mencari vaksin Corona, mengaku kekurangan dana. Glibert mengklaim timnya membutuhkan suntikan dana segar setidaknya US$123 juta atau setara Rp1,9 triliun.

"Uang itu dibutuhkan paling tidak pada bulan Juni ini agar riset vaksin bisa selesai dan disampaikan ke perusahaan farmasi sebelum akhir tahun," ujar Gilbert sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Sabtu, 11 April 2020.

Mengacu pada data WHO, setidaknya ada 60 tim peniliti di seluruh dunia yang terlibat riset vaksin virus Corona. Mereka ada yang berasal dari kampus, perusahaan farmasi, startup bioteknologi, ataupun institusi milik negara. Adapun angka tersebut tidak menghitung mereka yang melakukan riset untuk teknologi tes ataupun metode penyembuhan.

Gilbert dan timnya adalah satu dari 60 tim peneliti itu. Gilbert memulai risetnya beberapa bulan lalu dengan modal awal US$620 ribu atau setara dengan Rp9,8 miliar. Uang itu datang dari organisasi milik pemerintah Inggris, Engineering and Physical Sciences Research Council.

Pada awalnya, dengan anggaran yang tersedia, riset diyakini bisa selesai dengan durasi normal, sekitar 1,5 - 2 tahun. Namun, seiring dengan meningkatnya pandemi virus Corona di seluruh dunia, tekanan untuk menyelesaikan riset sesegera mungkin menjadi muncul.

Sayangnya, desakan untuk segera menyelesaikan riset tidak dibarengi dengan penganggaran dana. Malah, sebagian dana riset lari ke penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) dan perlengkapan medis seperti ventilator. Apalagi, di Inggris, kebutuhan atas ventilator masih timpang dengan jumlah yang tersedia. Oleh karenanya, kata Gilbert, risetnya dikesampingkan adalah hal yang tak terhindarkan.

"Saya rasa, dengan situasi sekarang, riset tidak ada di kepala pemerintah. Sebab, permintaan untuk APD dan ventilator sangat tinggi. Itu yang bisa dan perlu mereka pikirkan dulu saat ini," ujar Gilbert.

Untuk menutupi kekurangan dana yang ada, Gilbert mengaku sudah mengajukan proposal ke berbagai lembaga. Selain itu, ia juga mengupayakan agar anggaran-anggaran riset yang tidak mendesak bisa diarahkan ke riset vaksin virus Corona. Meski begitu, Gilbert merasa waktu yang ia pakai untuk mencari dana sesungguhnya lebih berharga untuk riset.

"Pendanaan akademis sangat-sangat terbatas saat ini. Kami harus memiliki rencana yang sangat detil. Akan mudah jika kami hanya punya satu rencana Tapi, dengan situasi sekarang, di mana berbagai situasi bisa terjadi, kami membutuhkan skema pendanaan yang fleksibel," ujar Gilbert.

Sementara itu, Michael Kinch, peneliti dari Washington University, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan farmasi sesungguhnya juga malas melakukan riset vaksin. Sebab, selain memakan biaya besar dan waktu yang lama, prosesnya sendiri sangat beresiko. Alih-alih menghasilkan keuntungan, riset vaksin tak jarang membawa kerugian untuk perusahaan farmasi.

Hal itu diperparah dengan teknologi riset vaksin yang belum banyak baerubah dari dulu. Sementara itu, di sisi lain, ada teknologi-teknologi medis yang resikonya lebih rendah dan lebih mudah diproduksi seperti ventilator. Tak jarang perusahaan farmasi memilih untuk memangkas kapasita R&D-nya dan fokus ke pengembangan teknologi medis.

"Perusahaan perusahaan farmasi besar sekarang kebanyakan sudah tidak punya divisi riset lagi. Mereka membubarkannya setelah mengetahui bahwa riset mereka tiga kali lebih mahal dibandingkan yang dilakukan akademisi di kampus," ujar Ian Frazer, professor University of Queensland yang menemukan vaksin papillomavirus.

Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di dunia sudah mencapai 1,6 juta dengan korban meninggal lebih dari 100 ribu orang. 

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Food & Travel19 Januari 2025, 07:00 WIB

3 Resep Smoothies Buah untuk Sarapan Sehat di Pagi Hari, Cocok Buat Diet!

Smoothie populer di kalangan orang yang mencari gaya hidup sehat karena bisa menjadi cara enak untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran.
Ilustrasi. Minuman Smoothies Buah, Sarapan Sehat di Pagi Hari untuk Diet. (Sumber : Freepik/@rorozoa)
Science19 Januari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 19 Januari 2025, Sedia Payung Sebelum Keluar Rumah

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 19 Januari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 19 Januari 2025. (Sumber : Freepik.com/@pvproductions)
Sukabumi18 Januari 2025, 23:13 WIB

5 Tempat Jogging Nyaman Di Sekitar Kota Sukabumi untuk Menjaga Kesehatan

Bagi warga Sukabumi yang ingin menikmati manfaat olahraga ini, berikut adalah delapan tempat jogging yang nyaman dan cocok untuk meningkatkan kesehatan:
Rekomendasi tempat jogging yang ada di sekitar Kota Sukabumi | Foto : Istimewa
Nasional18 Januari 2025, 22:24 WIB

MUI Tolak Dana Zakat Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menolak anggaran program MBG diambil dari dana zakat. Menurutnya menggunakan dana zakat untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo tersebut bakal berpotensi menimbulkan masalah dan perbedaan
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Sukabumi18 Januari 2025, 20:39 WIB

Mulai Tahun Ini, Dinsos Sukabumi Akan Labelisasi Rumah Milik Peserta PBI

ebanyak 5.000 rumah warga tidak mampu di Kabupaten Sukabumi yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penerima bantuan iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan labelisasi rumah milik warga penerima PBI ABPB | Foto : shutterstock.com
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa