SUKABUMIUPDATE.com - Amerika Serikat mencatat 2.000 lebih kematian baru virus Corona dalam satu hari pada Jumat kemarin, menjadikannya sebagai kematian tertinggi harian COVID-19 di seluruh dunia yang dikonfirmasi hingga saat ini.
Dilansir dari tempo.co, data John Hopkins University mencatat kasus virus Corona di AS melewati angka 500.000 kasus per Jumat, 10 April 2020.
Pada hari Jumat, 35.551 kasus baru dilaporkan dan 2.074 orang meninggal. Itu adalah lonjakan satu hari terbesar dalam kematian AS sejauh ini, menurut CNN.
Jumlah total kasus AS berasal dari seluruh 50 negara bagian, Distrik Columbia dan wilayah AS lainnya, serta semua kasus yang dipulangkan dari luar negeri.
Wyoming adalah satu-satunya negara bagian yang belum melaporkan kematian karena virus Corona.
Pejabat ekonomi terkemuka dalam pemerintahan Trump telah menyatakan harapan bahwa bisnis dapat mulai dibuka kembali pada Mei, tetapi pakar penyakit menular Amerika telah memperingatkan terhadap pembatasan santai sebelum waktunya.
"Sekarang bukan saatnya untuk mundur," kata Dr. Anthony Fauci, dikutip dari Sky News.
Secara total, lebih dari 18.600 orang di AS telah meninggal setelah dites positif untuk virus Corona, hampir di belakang Italia, yang saat ini memiliki jumlah kematian tertinggi di dunia.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa kematian kemungkinan akan memuncak minggu ini dan kemudian mulai menurun.
Bukti menunjukkan bahwa jumlah infeksi baru merata di negara bagian New York, pusat wabah AS.
Gubernur New York Andrew Cuomo membenarkan ada 777 kematian baru di negara bagiannya pada hari Jumat, sedikit pengurangan pada hari sebelumnya.
Kabari baiknya, jumlah pasien rawat inap baru meningkat hanya 290 kasus atau jauh lebih sedikit dari minggu lalu, ketika lebih dari 1.000 kasus rawat inap Corona diterima setiap hari.
Jumlah pasien perawatan intensif di New York juga sedikit menurun untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret.
Pada hari Jumat, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia yakin AS akan kehilangan kurang dari 100.000 jiwa akibat virus Corona, dan dia memerintahkan pemerintah AS untuk menyediakan pasokan medis dan bantuan kemanusiaan ke Italia.
The New York Times, mengutip laporan internal pemerintahan AS, memprediksi jumlah total kematian di AS bisa mencapai 200.000 jika Trump mengangkat pembatasan sosial virus Corona setelah 30 hari.
Sumber: Tempo.co