SUKABUMIUPDATE.com - Head of China Study Unit, Center for Strategic an International Studies (CSIS) Veronika S. Saraswati mengatakan dalam dua bulan pertama di 2020, Cina telah mengambil langkah yang kuat dan terukur untuk membatasi penyebaran virus Corona atau Covid-19. Melansir dari tempo.co, langkah-langkah yang diambil Cina ini pun diakui sebagai kebijakan yang tepat oleh World Health Organization (WHO).
“Pemerintah Cina menetapkan sejumlah kebijakan berdasarkan sains dan memperhatikan situasi yang berubah dinamis,” kata Veronika dalam pandangannya di laman resmi CSIS Indonesia, yang dikutip Tempo, Ahad, 29 Maret 2020.
Sampai hari ini, 657 ribu lebih manusia telah terinfeksi virus corona di semua penjuru dunia. Dari jumlah tersebut, 30 ribu lebih meninggal dan 137 ribu lebih berhasil disembuhkan. Di saat yang bersamaan, kasus di sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat dan Italia meningkat. Namun di Cina, pertumbuhan kasus virus corona justru semakin melambat.
Lebih lanjut, Veronika pun menjelaskan kebijakan yang diambil pemerintah Cina dalam menghadapi virus corona dan lima pelajaran yang bisa dipetik.
Pertama, Cina menggunakan pendekatan saintifik dalam mengatasi pandemi virus corona. Pemerintah Cina kemudian membentuk mekanisme kontrol untuk menyembuhkan para pasien dan memutus rantai penyebaran virus corona. Salah satu contoh yang baik adalah ketika Cina membangun dua rumah sakit khusus corona dalam waktu enam hari.
Kedua, Cina menerapkan kebijakan pencegahan dan kontrol yang sangat ketat. Dalam situasi pandemi, biasanya akan terjadi aksi panic buying. Namun, pemerintah Cina langsung membuat kebijakan yang terukur seperti melarang dunia usaha menaikkan harga kebutuhan sehari-hari. Mereka yang melanggar akan dikenai hukuman.
Ketiga, Cina tetap berupaya menjaga stabilitas ekonomi di tengah wabah virus corona. Meski pandemi ini memasuki masa puncak, namun pemerintah Cina tetap menjaga arus barang untuk kebutuhan penanganan corona dan kebutuhan sehari-hari tetap berjalan normal. Beberapa provinsi yang tidak terlalu terdampak seperti Shandong, kata Veronika, bahkan mendonasikan kebutuhan pangan untuk provinsi lain.
Keempat, pelajaran lanjutan yang bisa dipetik yaitu one-to-one assistance mechanism. Ketika terjadi penyebaran virus, partisipasi semua pihak dilibatkan dalam penanganan virus. Lewat strategi ini, satu provinsi harus membantu provinsi lain yang terdampak corona. Contohnya terjadi di provinsi Hubei, yang menjadi episentrum virus. “Setelah wabah muncul, 16 provinsi lain langsung membantu Hubei,” kata Veronika.
Kelima, kultur pekerja keras dan persatuan yang kuat dari sistem sosial di Cina menjadi dua variabel yang berpengaruh dalam kesuksesan penanganan wabah di Cina. Selain itu, kepatuhan dari masyarakat Cina untuk merespon instruksi pemerintah agar tetap di rumah, juga berkontribusi penting dalam mempercepat penanganan virus. “Tanpa kepatuhan ini, wabah mungkin akan terus memburuk di Cina.
Sumber : tempo.co