SUKABUMIUPDATE.com - Gabungan arsitektur Islam dan Hindu di India terus memukau dunia. Dilansir dari tempo.co, itulah yang ditawarkan Hampi, kota abad pertengahan, yang jadi situs warisan dunia UNESCO, di negara bagian Karnataka, India, bagian timur.
Menurut situs World Heritage Convention UNESCO, Hampi merupakan sekumpulan monumen yang dulunya merupakan pusat ibu kota Kekaisaran Wijayanagara Hindu pada abad ke-14. Kota itu menjadi Situs Warisan Dunia Unesco pada tahun 1986.
Sebagai ibu kota, para sejarawan menyebut Hampi sebagai kota terbesar di dunia. Sisa-sisanya bisa didapati di tepi Sungai Tungabhadra yang bertabur batu. Kota ini berjaya pada 1336 hingga kejatuhannya pada 1565, karena serangan pasukan muslim dari Utara. Saat masih menjadi pusat ibu kota Kerajaaan Wijayanagara, menurut para arkeolog memperkirakan kota itu menampung sekitar 250.000 orang – dan menjadi kota terbesar di dunia, dinukil dari Atlas Obscura.
Situs Hampi disebut-sebut sebagai keajaiban arsitektut, yang jumlahnya tak terhitung. Sebagaimana kota-kota kuno dan terlantar lainnya — seperti Palmyra atau Teotihuacan — jalan-jalan setapak di Hampi dikelilingi bangunan-bangunan kuno, yang tentu indah pada zamannya. Namun Hampi, menunjukkan 500 tahun yang lalu, kota ini lebih besar dibanding Roma, Baghdad, dan Istanbul.
Gaya arsitektur Vijayanagar memadukan gaya Islam yang populer di India Utara dengan unsur-unsur lebih Timur. Menciptakan mode baru yang unik, yang disebut arkeolog sebagai arsitektur Indo-Saracenic. Hasilnya, bangunan yang menampilkan pola geometris dan kemajuan struktural penting yang dipopulerkan oleh para arsitek Islam.
Meskipun mendapat sentuhan arsitektur gaya India Utara yang muslim, tetapi juga mengandung ukiran dan pahatan indah dari dewa-dewa Hindu dan tokoh mitos penting lainnya.
Selain Kuil Virupaksha yang fasadnya memiliki ukiran yang bercerita layaknya komik, dua menaranya menunjukkan kota ini maju pada zamannya. Ada beberapa bangunan yang menarik untuk dilewatkan, termasuk Lotus Mahal, Stepped Tank yang rumit secara geometris, dan kereta batu yang ikonik yang ditarik oleh gajah batu kecil.
Dari Bangalore, ibu kota Karnataka, butuh waktu dua sampai tiga jam. Agar nyaman berjalan-jalan di area berbatu, gunakan sepatu kets atau hiking. Hampi merupakan situs yang luas, sebaiknya menyewa sepeda. Namun ada bagian-bagian tertentu dari situs yang dianggap suci, sepeda dilarang masuk.
Hampi memiliki dua menara yang menunjukkan kepiawaian para arsitekturnya. Foto: Roshnii/Flickr.com
Ini juga jadi catatan penting. Penduduk Hampi, sebagaimana warga Karnataka, menggunakan bahasa Kannada, sangat sedikit yang bisa bertutur dalam bahasa Hindi dan bahasa Inggris. Jadi, bila pelesiran ke Hampi, pastikan yang Anda temui bisa berbahasa Inggris atau Hindi.
Sumber : tempo.co