SUKABUMIUPDATE.com – Kekhawatiran akan risiko dari perubahan iklim dan kerusakan lingkungan mendominasi pemikiran para pengambil keputusan, yang bakal menghadiri pertemuan tahunan di Davos, Swiss.
Ini terungkap dari survei yang dilakukan oleh lembaga World Economic Forum, yang menggelar pertemuan Davos itu.
“Lanskap politik mengalami polarisasi, level permukaan air laut naik dan perubahan iklim menimbulkan kebakaran lahan,” kata Borge Brende, Presiden World Economic Forum, seperti dilansir Reuters pada Rabu, 15 Januari 2020.
Survei itu menunjukkan kekhawatiran kerusakan lingkungan dan iklim menempati urutan pertama dalam pemikiran para tokoh untuk pertama kalinya.
Kekhawatiran ini seperti cuaca ekstrim, hilangnya keberagaman mahluk hidup atau biodiversity loss, kontaminasi radioaktif dan tumpahnya minyak.
Ini terjadi di tengah perang dagang dan munculnya semangat politik nasionalis di seluruh dunia. Survei tadi melibatkan berbagai ahli dan para pengambil keputusan sebanyak sekitar 750 orang.
Konferensi Tingkat Tinggi Davos akan berlangsung pada pekan depan. Pada 2020 ini, tema utamanya adalah sutainabilitas lingkangan.
Namun, sejumlah negara maju justru terlihat lambat dalam pelaksanaan komitmen mengurangi emisi karbon, yang dibuat pada Kesepakatan Paris 2015.
Para aktivis lingkungan juga meragukan janji-janji yang telah dibuat berbagai negara karena besarnya subsidi yang disediakan untuk bahan bakar minyak. Sejumlah perusahaan swasta juga masih mengalokasikan dana besar untuk penggunaan bahan bakar fosil.
Presiden Donald Trump diperkirakan bakal hadir. Namun, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, justru meminta para menterinya menghindari event yang dinilai banyak orang sebagai elitis ini.
Panitia Davos juga akan menyediakan kendaraan listrik dan menawarkan makanan lokal serta opsi protein non-daging untuk menunjukkan komitmen karbon netral atau tidak memproduksi polusi dengan gelaran ini.
Sumber : tempo.co