SUKABUMIUPDATE.com - Reynhard Sinaga, 36, mahasiswa S3 Indonesia yang berkuliah di Inggris dijatuhi hukum pidana seumur hidup atas dakwaan 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria. Ia menyimpan sekitar 3 terabyte video aksi pemerkosaan.
Hal ini diungkapkan oleh Crown Prosecution Service (CPS), lembaga pentuntutan pidana yang melayani wilayah Inggris dan Wales.
Berdasarkan laporan CPS, Senin (6/1/2020), pemerkosaan berantai yang dilakukan Reynhard berakhir sebelum pukul 6 pagi pada tanggal 2 Juni 2017.
Saat itu seorang korban berusia 18 tahun terbangun ketika diperkosa dan berhasil melarikan diri. Korban entah bagaimana membawa iPhone 4 putih milik Reynhard.
Ketika polisi Greater Manchester memeriksa beberapa perangkat digital Reynhard, mereka menemukan 3,29 terabyte materi grafis aksi pemerkosaan yang dilakukan asal Depok itu.
Menurut CPS, ini setara dengan 250 DVD atau 300.000 foto yang menggambarkan serangan seksual yang berlangsung. Bahkan dalam satu kasus, terdapat rekaman video selama delapan jam.
Ada dua ponsel diamankan polisi. Telepon genggam itu telah digunakan Reynhard untuk merekam sekitar 800 video perkosaan terhadap pria yang tidak sadar.
Setiap kali korban terbangun, Reynhard terlihat mendorong mereka kembali ke lantai untuk melanjutkan serangan atau mengambil ponselnya untuk menghindari kecurigaan.
Ian Rushton, Wakil Ketua CPS North West Crown Crown Prosecutor mengatakan, "Reynhard mengaku kepada empat hakim bahwa tindakannya sebatas hubungan seks suka sama suka."
Sejak pelanggaran Reynhard pertama kali terungkap, CPS telah menyadari fakta bahwa mereka berurusan dengan kasus yang sangat kompleks yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak lembaga ini didirikan pada tahun 1986.
Polisi menemukan rekaman video terkait penyerangan Sinaga kepada 195 pria yang berbeda, dimana 70 di antaranya belum dilacak. Pihak berwajib yakin angka ini bisa lebih tinggi.
Sebab video-video yang ditemukan polisi berasal dari 2015 hingga 2017. Padahal Sinaga datang ke Inggris pada 2007.
Mereka mengatakan "Apa yang dia lakukan pada tahun-tahun berikutnya tidak diketahui dan mungkin ada lebih banyak korban."
Sumber : suara.com