SUKABUMIUPDATE.com - Pentagon mengkonfirmasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui serangan udara ke area dekat bandara Bagdad, Irak, yang menewaskan Kepala Korps Pasukan Elit Quds Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani.
“Atas perintah Presiden, militer Amerika Serikat telah mengambil tindakan bertahan untuk melindungi personel Amerika Serikat di luar negeri dari pembunuhan oleh Qassem Soleimani. Serangan ini ditujukan untuk menghalangi rencana-rencana serangan Iran di kemudian hari,” kata Pentagon, seperti dikutip dari rt.com.
Pentagon menekankan, Amerika Serikat akan terus mengambil langkah-langkah yang perlukan demi melindungi warga negaranya dan kepentingan negara itu di berbagai belahan dunia. Pembunuhan terhadap Soleimani adalah sebuah respon atas serangan ke instalasi militer koalisi Amerika Serikat dan Irak, dimana Soleimani diduga kuat dalang dari penyerbuan itu menggunakan rudal.
Pentagon juga menyalahkan Soleimani atas serangan roket pada 27 Desember 2019 di sebuah pangkalan militer Amerika Serikat di Kirkuk yang menewaskan seorang kontraktor warga negara Amerika Serikat.
Bukan hanya itu, Soleimani juga diduga telah menyetujui sebuah pengepungan terhadap kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ibu Kota Bagdad, dimana kantor kedutaan itu hampir saja direbut oleh para demonstran. Pengepungan itu sebagai bentuk kemarahan atas serangan Amerika Serikat pada akhir pekan lalu yang menewaskan 25 anggota Kataib Hezbollah, yakni kelompok bagian dari Unit Mobilisasi Popular Irak.
Washington menyalakan atas pengepungan kantor Kedutaan Amerika Serikat di Bagdad pada Tehran. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Tehran teroris dan proksi Iran telah memicu kerusuhan. Tuduhan itu dibantah oleh Iran dan kini menyelidiki serangan udara Amerika Serikat yang menewaskan Qassem Soleimani.
Sumber: Tempo.co