SUKABUMIUPDATE.com - Negara bagian New South Wales di Australia mengumumkan status darurat tujuh hari dan dapat memulai evakuasi paksa dari daerah yang dilanda kebakaran hutan, ketika kru berjuang memadamkan kebakaran hutan mematikan.
Gubernur NSW Gladys Berejiklian mengatakan hari Kamis bahwa status darurat akan mulai berlaku Jumat pagi karena kondisi cuaca diperkirakan akan memburuk secara signifikan pada hari Sabtu, meningkatkan bahaya kebakaran lebih jauh, dikutip dari CNN, 2 Januari 2020.
Ini adalah ketiga kalinya NSW mengumumkan keadaan darurat dalam beberapa bulan: dua kali terakhir pada bulan November dan Desember, juga selama tujuh hari, dan memberikan wewenang luar biasa kepada komisioner Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan.
Berejiklian mengatakan warga juga bisa menjadi sasaran evakuasi paksa, penutupan jalan dan segala cara lain yang diperlukan untuk menjaga orang-orang tetap aman.
"Kami ingin memastikan kami mengambil setiap tindakan pencegahan untuk bersiap menghadapi hari yang mengerikan pada hari Sabtu," katanya.
Evakuasi sudah berlangsung pada hari Kamis. NSW Rural Fire Service telah membentuk zona bebas wisatawan dari kota pesisir Teluk Batemans NSW hingga ke perbatasan Victoria. Mereka mendesak semua pengunjung untuk mengungsi sebelum Sabtu, ketika suhu di atas 40 derajat Celcius, kondisi kering dan angin kencang diharapkan dapat meningkatkan risiko kebakaran lebih lanjut.
"Ini akan menjadi kondisi yang berbahaya," dinas pemadam kebakaran memperingatkan di Twitter sambil mengunggah peta darurat. "Jangan berada di daerah ini pada hari Sabtu."
Ada kondisi cuaca serupa pada hari Selasa, yang menyebabkan kebakaran besar menyebar di luar kendali. Tujuh orang meninggal karena kebakaran dalam waktu 24 jam. Kondisi sedikit membaik pada hari Kamis, menciptakan peluang kecil untuk mengungsi sebelum situasi memburuk lagi pada hari Sabtu.
Didorong oleh suhu panas dan angin kencang, lebih dari 200 kebakaran kini membakar seluruh negara bagian tenggara New South Wales dan Victoria, yang mengancam beberapa kota.
Reuters melaporkan, antrean panjang terbentuk di luar supermarket dan pompa bensin di dekat daerah-daerah yang berbahaya dan rak-rak telah kosong dari bahan pokok seperti roti dan susu, karena penduduk dan turis mencari pasokan ke shelter atau melarikan diri.
Lebih dari 50.000 orang tanpa listrik dan beberapa kota tidak memiliki akses air minum, setelah kebakaran dahsyat melanda wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir, membuat langit merah darah dan menghancurkan kota-kota Australia.
Sumber: Tempo.co