SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia memiliki peringkat kualitas hidup ke-111 dari 189 negara menurut laporan Indeks Pembangunan Manusia 2019 yang dikeluarkan PBB.
Peringkat Indeks Pembangunan Manusia tahunan dihitung menggunakan tiga kategori: kesehatan, pendidikan dan pendapatan. Dikutip dari situs Human Development Index Ranking 2019, Indonesia berbagi tempat di peringkat 111 dengan Samoa. Angka harapan hidup Indonesia pada usia 71,5 tahun sementara Samoa 73,2 tahun.
Hong Kong memiliki angka harapan hidup tertinggi yakni usia 85 tahun, sementara Republik Afrika Tengah memiliki angka harapan hidup terendah yakni pada usia 52,8 tahun.
Angka pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia berkisar US$ 11,256 atau Rp 157 juta per kepala. Dan rata-rata tahun sekolah Indonesia adalah 8 tahun, dengan tahun-tahun sekolah yang diharapkan pada usia 12,9 tahun.
Tahun-tahun sekolah yang diharapkan adalah jumlah tahun di mana seorang anak berusia 2 tahun dapat berharap untuk menghabiskan waktu di sekolah, berdasarkan tingkat pendaftaran sekolah pada tanggal tertentu, menurut National Institute of Statistics and Economic Studies atau INSEE.
Dari total penilaian, Norwegia memiliki kualitas hidup terbaik di dunia, diikuti Swiss dan Irlandia. Nigeria menjadi negara dengan kualitas hidup paling rendah di antara 189 negara. Australia menempati posisi teratas untuk tahun sekolah yang diharapkan, dengan 22 tahun tetapi secara keseluruhan Australia berada di urutan keenam.
Jerman memiliki rata-rata tahun sekolah tertinggi, yakni 14 tahun, dan berada di urutan keempat secara keseluruhan. Sementara Qatar memiliki warga berpendapatan tertinggi dengan pendapatan nasional bruto sebesar US$ 110.489 atau Rp 1,5 miliar per kepala.
Kesehatan dinilai menggunakan harapan hidup saat lahir, pendidikan diukur dengan rata-rata tahun sekolah untuk orang dewasa dan tahun sekolah yang diharapkan untuk anak-anak sekolah memasuki usia. Akhirnya standar hidup diukur dengan pendapatan nasional bruto per kapita.
Laporan tahun ini mengatakan gerakan protes di seluruh dunia telah dipicu oleh meningkatnya ketidaksetaraan, meskipun ada langkah besar atas kemiskinan, penyakit dan kelaparan.
Laporan Indeks Pembangunan Manusia 2019 berpendapat bahwa apa yang dulunya kemewahan, seperti internet cepat dan pendidikan universitas, menjadi penting untuk kesuksesan, yang selanjutnya mendorong kesenjangan antara yang miskin dan kaya.
Sumber : tempo.co