SUKABUMIUPDATE.com - Jurnalis Indonesia Veby Mega Indah menceritakan traumanya seusai mata kananya tertembak polisi saat meliput demonstrasi di Hong Kong, Jumat (29/9/2019).
Video pengakuan Veby yang bersumber dari i-cable.com ini tersebar luas di media sosial.
Akun Twitter @ajmm19923493 mengunggah video pengakuan Veby ini pada Rabu (27/11/2019).
Dalam video tersebut, Veby mengaku merasa gelisah saat mengingat peristiwa di bulan September itu.
"Saya merasa gelisah, ini mengingatkan kembali memori saya. Saya hanya melakukan live streaming. Kemudian saya mendengar seorang jurnalis berteriak 'tolong jangan tembak, kami jurnalis'. Dan polisi mulai turun dari jembatan, menembaki kami," ungkap Veby.
Sesaat setelah tertembak, Veby dikerumuni rekan jurnalis lainnya. Mereka memberikan pertolongan. Tapi Veby pada akhirnya tidak bisa berdiri.
"Hal selanjutnya yang saya tahu, saya melihat proyektil mengarah ke mata kanan saya. Setelah itu saya mencoba berdiri tapi tidak bisa," ujar Veby.
Dalam kesempatan lain wawancara, Veby menjelaskan dia hanya melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis.
Veby menjelaskan, "Saya hanya melakukan pekerjaan saya sebagai jurnalis. Banyak orang bertanya, mengapa saya tidak meninggalkan Hong Kong. Hong Kong adalah rumah saya. Saya tinggal di sini dan bekerja di sini selama 7 tahun. Saya tidak bisa begitu saja kembali dan pergi".
Jurnalis Indonesia Veby Mega Indah yang tertembak di Hong Kong menceritkaan traumanya (twitter @ajmm19923493)
Sementara itu, akun Twitter @ajmm19923493 menulis, "Wartawan perempuan Veby Mega Indah menceritakan trauma yang dia alami karena tertembak oleh polisi Hong Kong, ketika dia meliput aksi protes di Hong Kong pada 29 September. Veby mengatakan dia tidak mengerti mengapa polisi menembak awak media. Namun dia tidak menyesal telah meliput di garis depan".
Sebelumnya diberitakan, Jurnalis perempuan asal Indonesia, Veby Mega Indah tertembak peluru karet saat meliput aksi demonstrasi di Kota I Wan Chai, Hong Kong pada Jumat (29/9/2019). Ia adalah jurnalis yang bekerja di koran berbahasa Indonesia yang terbit di Hong Kong.
Veby terancam mengalami kebutaan permanen pada mata kanannya karena tertembak peluru karet. Ia membantah adanya kabar bahwa penglihatan matanya sudah meningkat.
Mata kanan Veby cedera parah dan harus dijahit, juga ada luka di mata kiri. Veby sempat memperoleh perawatan medis darurat di lokasi kejadian, sebelum kemudian diboyong ke Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole di Chai Wan.
Sumber: Suara.com