SUKABUMIUPDATE.com - Cina menguji coba drone tempur untuk perang kota. Tianyi, demikian nama drone ini, disiapkan untuk melakukan misi pengintaian dan serangan jarak dekat terhadap kendaraan lapis baja atau tentara musuh.
"Sangat cocok untuk keadaan yang mencakup pertempuran asimetris, kontraterorisme, pasukan khusus dan pertempuran jalanan," demikian pernyataan pengembangnya, Tianjin Zhongwei Aerospace Data System Technology, seperti dikutip Armyrecognition, 29 November 2019.
Komentator militer Song Zhongping mengatakan quadcopter seperti Tianyi mudah untuk bermanuver di sekitar bangunan dan melakukan serangan presisi - bahkan menembak sasaran di dalam bangunan melalui jendela dalam jarak dekat.
Tianjin Zhongwei Aerospace Data System Technology menyebutkan pesawat tak berawak, yang dirancang dikendalikan oleh tentara di darat, memiliki jarak operasional 5 km dan memiliki jangkauan vertikal 6 km.
Drone ini akan dilengkapi dengan detektor inframerah dan laser untuk memungkinkan operasi malam hari dan dipersenjatai dengan dua roket 50mm yang dirancang untuk menyerang dari jarak hingga 1 km.
Tianyi pertama kali diluncurkan di Zhuhai Air Show 2018.
"Ini ringan, murah, mudah beradaptasi dan dapat dengan mudah bertahan dalam pertempuran, jadi ketika diproduksi secara massal, Tentara Pembebasan Rakyat dapat mengerahkan mini-drone semacam ini di garis depan dan meningkatkan kemampuan tempur mereka," kata Song Zhongping seperti dikutip Modern Weaponry.
Cina juga memproduksi sejumlah drone, termasuk pesawat sayap tetap CH-4 dan CH-5, yang dikembangkan oleh Akademi Aerospace Aerodinamika Cina, yang banyak digunakan negara-negara Asia Tengah dan Timur Tengah karena keserbagunaannya, kekuatan tembakan dan relatif murah. TNI AU juga termasuk yang mempunyai drone CH-4.
Pada awal 2017, seri drone CH telah dijual ke lebih dari 10 negara dengan lebih dari 200 dikirimkan ke luar negeri setiap tahun. Tahun lalu Pakistan menandatangani perjanjian untuk membeli 48 Wing Loong II, yang dibuat oleh Chengdu Aircraft Industry Group, dalam kesepakatan tunggal drone terbesar Cina sejauh ini.
Sumber: Tempo.co