SUKABUMIUPDATE.com - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan celana dalam Abu Bakr al Baghdadi digunakan untuk mencocokkan DNA sebelum AS menyerbu persembunyian al Baghdadi.
Menurut laporan Reuters, 29 Oktober 2019, penasihat SDF mengatakan celana dalam al Baghdadi diambil oleh informan yang menyamar untuk mengidentifikasi al Baghdadi sebelum misi penyerbuan.
Polat Can, penasihat senior SDF yang dipimpin Kurdi, memberi rincian di Twitter tentang bagaimana kerja intelijen SDF membantu menemukan Baghdadi, yang kematiannya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu.
"Sumber kami sendiri, yang telah mampu mencapai al Baghdadi, membawa pakaian dalam al Baghdadi untuk melakukan tes DNA dan memastikan (100 persen) bahwa orang yang dimaksud adalah al-Baghdadi sendiri," kata Can.
Trump mengatakan bahwa Kurdi memberikan beberapa informasi membantu operasi.
Can mengatakan SDF telah bekerja sejak 15 Mei dengan CIA untuk melacak al Baghdadi, dan berhasil mengkonfirmasi bahwa dia telah pindah dari Deir al-Zor di Suriah timur ke Idlib, tempat dia dibunuh.
Al Baghdadi akan mengubah lokasi ke kota Jarablus di Suriah ketika operasi itu terjadi, katanya.
"Semua intelijen dan akses ke al Baghdadi serta identifikasi tempatnya, adalah hasil dari pekerjaan kami sendiri. Sumber intelijen kami terlibat dalam pengiriman koordinat, mengarahkan airdrop, berpartisipasi dalam dan membuat operasi sukses hingga menit terakhir," kata Can.
Perencanaan serangan dimulai musim panas yang lalu, ketika CIA pertama kali mendapat informasi mengejutkan tentang lokasi al Baghdadi di sebuah desa jauh di dalam bagian barat laut Suriah yang dikendalikan oleh kelompok-kelompok saingan mereka, Al Qaeda. Informasi itu muncul setelah penangkapan dan interogasi salah satu istri dan kurir al Baghdadi, kata dua pejabat Amerika, menurut New York Times.
Berbekal petunjuk awal itu, CIA bekerja sama dengan pejabat intelijen Irak dan Kurdi di Irak dan Suriah untuk mengidentifikasi lebih tepatnya keberadaan al Baghdadi dan menempatkan mata-mata di tempatnya untuk memantau gerakannya sehari-hari.
Para pejabat Amerika mengatakan orang Kurdi terus memberikan informasi kepada CIA di lokasi al Baghdadi bahkan setelah keputusan Trump untuk menarik pasukan Amerika meninggalkan Kurdi Suriah untuk menghadapi serangan Turki sendirian.
Perencanaan terakhir untuk penyerbuan itu dilakukan dua hingga tiga hari pekan lalu.
Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan bahwa al Baghdadi akan pindah, sehingga para pejabat militer memutuskan untuk mengeksekusi misi. Menurut mereka, jika Abu Bakr al Baghdadi bergerak lagi, maka akan jauh lebih sulit untuk melacaknya setelah militer Amerika menarik pasukan dan berkurangnya aset pengawasan di tanah di Suriah.
SUMBER: TEMPO.CO