SUKABUMIUPDATE.com - Sosok Greta Thunberg, 16 tahun, tengah menjadi sorotan setelah pada Agustus 2018 bolos sekolah dan duduk di tangga gedung parlemen Swedia selama tiga minggu menuntut pemerintah berbuat lebih banyak untuk mengatasi perubahan iklim.
Setelah aksi tersebut atau pada September 2018, setiap Jumat Thunberg rutin melakukan aksinya. Keberanian Thunberg dan komitmennya yang tinggi untuk mengurangi perubahan iklim mengundang decak kagum.
Dalam sidang umum PBB 2019, Thunberg diundang hadir. Sebelumnya pada Januari 2019 dia didapuk berbicara soal perubahan iklim di hadapan para pemimpin dunia yang berkumpul untuk Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Langkah Thunberg sekarang mulai diikuti sejumlah anak muda dunia. Para aktivis dari berbagai negara berkumpul di Australia mengambil bagian dalam demonstrasi perubahan iklim yang dimulai per 20 September 2019.
Unjuk rasa untuk menyelamatkan dunia dari perubahan iklim merupakan yang ketiga dari serangkaian demonstrasi iklim sedunia yang diselenggarakan oleh siswa sekolah.
Greta Thunberg lahir di Stockholm, Swedia, pada 2003. Dia merupakan anak tertua dari pasangan penyanyi opera Swedia Malena Ernman dan aktor Svante Thunberg.
Awalnya, dia menjadi terkenal setelah foto dirinya yang memegang poster kesadaran akan perubahan iklim dengan tulisan, “Aksi protes untuk perubahan iklim” diunggah di Facebook oleh pejuang lingkungan Swedia, Ingmar Rentzhog.
Greta menceritakan dia pertama kali mendengar isu perubahan iklim ketika dia berusia delapan tahun. Ketika itu, dia tidak bisa mengerti mengapa begitu sedikit yang dilakukan dalam mengatasi perubahan iklim.
Ketika Thunberg berusia 11 tahun, dia menderita depresi berat dan berhenti berbicara yang membuatnya didiagnosis dengan sindrom Asperger, gangguan obsesif-kompulsif, dan mutisme selektif.
Sejak saat itu, Thunberg membujuk orang tuanya untuk menjadi vegan seperti dirinya dan berhenti terbang dan dia hanya bepergian ke luar negeri dengan kereta api, tidak seperti juru kampanye perubahan iklim lainnya.
“Kita bahkan mungkin tidak memiliki masa depan lagi,” kata Thunberg.
Sosok Thunberg semakin mengundang perhatian dunia ketika dia mengadakan aksi 'mogok sekolah demi perubahan iklim' yang dilakukan di depan Parlemen Swedia pada Agustus 2018. Langkah untuk mendesak diambilnya tindakan nyata setelah gelombang panas di Eropa utara menyentuh rekor tertinggi dan kebakaran hutan yang merusak sebagian besar tanah Swedia hingga ke Kutub Utara.
Pada Maret 2019, Thunberg dinominasikan sebagai salah satu peraih hadiah Nobel bidang Perdamaian. Terkait hal ini, Thunberg mengatakan dia akan merasa terhormat menerima.
Pada Agustus 2019, kebakaran hutan hujan Amazon membuat Thunberg kembali angkat suara. Dia menyerukan supaya orang-orang berhenti menghancurkan alam.
Thunberg sekarang sudah semakin terkenal setelah melintasi Samudera Atlantik dengan kapal pesiar tanpa karbon, yaitu Malizia II. Dia berlayar selama dua minggu dengan kapal itu untuk menghadiri sidang umum PBB yang menyoroti perubahan iklim.
Sumber: Tempo.co