SUKABUMIUPDATE.com - Negara-negara dunia berlomba mengembangkan pesawat tempur mumpuni, yakni pesawat tempur generasi kelima yang lebih canggih dibanding pendahulunya.
Di antara negara yang mengembangkan pesawat tempur generasi kelima adalah Amerika Serikat, Rusia, dan Cina. Pesawat ini memiliki fitur unik seperti siluman, probabilitas rendah dari radar pencegat (LPIR), airframe berkinerja tinggi, fitur avionik canggih, dan sistem komputer yang sangat terintegrasi yang mampu terhubung dengan elemen lain. Berikut pesawat tempur generasi kelima dari tiga negara adidaya.
Lockheed Martin F-35 Amerika Serikat
Pesawat jet tempur F-35 menjadi jet tempur paling banyak dibicarakan saat ini. Sistem senjata buatan perusahaan manufaktur senjata Lockheed Martin ini digadang-gadang sebagai pesawat tempur siluman dengan kemampuan terbaik.
Menurut laporan Business Times, salah satu kelebihan utama F-35 adalah kemampuan pengoperasian serangan dari darat dan laut. F-35 dirancang untuk lepas landas dari jalan lompat ski yang tingginya enam meter dan mendarat vertikal.
Pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B mendarat di atas kapal induk serbu amfibi USS di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. F-35B mampu melaju dengan kecepatan maksimum Mach 1.67 atau 2.065 km per jam. REUTERS/Issei Kato
Dalam hal spesifikasi, F-35 ini memiliki kecepatan 1,119 mph atau setara dengan 1,809 km/jam. Ia dapat membawa muatan setara dengan 6803 kg dan memiliki jangkauan penerbangan sejauh 900 mil atau setara dengan 1,448.4 km. F-35 memiliki kesamaan pengaturan suhu seperti pesawat luar angkasa.
Teknologi yang dimilikinya pun sangat canggih. F-35 ini memiliki teknologi elektronik militer terbaru termasuk radar peringatan dan arah penargetan yang akurat, serta perlindungan diri untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman dari darat dan udara. Namun pesawat ini membuat negara lain berpikir dua kali untuk membelinya karena harganya yang mahal. Dilaporkan Reuters, harga F-35 berkisar US$ 94,3 juta atau Rp 1,3 triliun.
Bagaimanapun, pesawat tempur F-35 adalah senjata mematikan, menurut testimoni pilot. Dilansir Seapower Magazine, Jeffrey Parker, mantan pilot pesawat tempur Angkatan Udara AS (USAF) dan CEO Airborne Tactical Advantage Company (ATAC) mengatakan bahwa F-35 dapat dengan mudah menandingi pesawat musuh dalam jumlah besar.
Sukhoi Su-57E Rusia
Pesawat tempur terbaru Rusia, Sukhoi Su-57E, muncul di pameran kedirgantaraan terbesar di Eropa Timur, MAKS 2019 di Bandara Internasional Zhukovsky, Moskow, 28 Agustus 2019.
Pesawat ini digadang-gadang bisa menjadi pesaing F-35 Lightning II dan F-22 Raptor buatan Amerika Serikat.
Sukhoi Su-57 merupakan pesawat tempur siluman Generasi ke-5 buatan Rusia. Menurut Military Watch Su-57 mempertahankan keunggulan yang cukup besar dibandingkan F-35 di udara.
Su-57 atau versi ekspornya disebut Su-57E, dirancang sebagai platform superioritas udara yang besar dan lebih mampu dalam peran tempur udara-ke-udara. Itu sebabnya, Sukhoi Su-57 unggul dalam kecepatan, ketinggian jelajah, sensor, pengangkutan misil, jangkauan pengikatan, dan kemampuan manuvernya.
Sukhoi Su-57 adalah pesawat kursi tunggal bermesin ganda. Juga memiliki tingkat transparansi untuk perangkat keras militer asing secara tradisional lebih tinggi.
Sukhoi Su-57E ditampilkan untuk umum pertama kalinya dengan beberapa detail spesifikasi atau kinerjanya. Penerbangan demonstrasi pun dilakukan oleh pesawat Su-57 standar.
Su-57E adalah pesawat tempur multirole yang dirancang untuk berbagai misi tempur di udara, darat, dan target maritim di semua cuaca, siang atau malam, serta di lingkungan dengan gangguan parah. Fitur utamanya adalah multifungsi, desain siluman, dan otomatisasi. Pesawat ini memiliki sistem perlindungan dan penanggulangan pasif dan aktif yang ditingkatkan.
Chengdu J-20 Cina
Ada rumor mengatakan pesawat tempur generasi kelima Chengdu J-20 akan mengisi armada skuadron kapal induk generasi kelima Cina. Jika ini terealisasi, maka Cina semakin serius meningkatkan daya tempur angkatan lautnya.
Pejuang siluman Chengdu J-20 diperkirakan akan menggantikan Shenyang J-15 pada dek Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina di masa depan, menurut laporan South China Morning Post pada Selasa, mengutip sumber militer Cina.
Perusahaan Aerospace Chengdu sedang mengerjakan versi baru J-20 untuk peluncuran dan pendaratan operator. Ini memiliki kemiripan dengan pesawat tempur siluman F-35 generasi kelima AS, yang memiliki varian yang dibangun untuk geladak pengangkut.
Global Times melaporkan Cina sedang mengembangkan varian J-20 dua kursi yang dapat dikembangkan menjadi bomber, pesawat perang elektronik atau bahkan pesawat tempur berbasis kapal induk.
Sebelumnya pesawat tempur FC-31 yang sangat mirip dnegan F-35, akan menjadi pesawat tempur kapal induk. Tetapi komite militer pusat menggantinya dengan J-20 dengan alasan teknis dan sebagainya.
Militer Cina memamerkan rudal jet tempur siluman J-20 pada Zhuhai AIr Show pada 13 November 2018. Reuters
J-20 adalah pesawat yang lebih besar, lebih berat dari FC-31 dan dikatakan lebih bermanuver. J-20, yang saat ini masuk dalam jajaran angkatan udara, adalah pesawat tempur 35 ton dengan kecepatan Mach 2.
Chengdu J-20 menandai masuknya pesawat tempur siluman multirole pertama ke angkatan bersenjata Cina. Menurut Departemen Pertahanan, Cina memandang teknologi siluman sebagai komponen inti dalam transformasi angkatan udara agar mampu melakukan operasi ofensif dan defensif.
Centre for Strategic and International Studies mencatat, J-20 dirancang untuk meningkatkan kemampuan siluman dan kemampuan manuver, yang akan memberikan Cina berbagai pilihan pertempuran udara yang sebelumnya tidak tersedia dan meningkatkan kemampuannya untuk memproyeksikan kekuatan.
J-20 adalah bagian dari kelompok kecil pesawat tempur namun terbilang elit baik saat ini dalam operasional atau dalam pengembangan, yang bisa disejajarkan dengan F-22 Raptor AS dan T-50 PAK-FA Rusia.
Laporan berbeda mengenai jarak tempur J-20 berbeda-beda, yang diperkirakan antara 1.200 dan 2.700 kilometer. Terlepas dari ketidakpastian ini, radius tempur J-20 cenderung luas mengingat luasnya wilayah Cina.
US Naval War College menyebut J-20 bisa menjadi platform serangan permukaan yang efektif untuk beberapa ratus mil laut di lautan. Air Power Australia mencatat bahwa J-20 akan menjadi pilihan pesawat yang cocok untuk beroperasi di dalam rantai pulau pertama dan rantai pulau kedua Cina. The Global Times melaporkan pada 14 November 2018 bahwa J-20 sekarang mampu mengisi bahan bakar udara, yang akan semakin memperluas jangkauan operasional pesawat tempur generasi kelima di seluruh Asia-Pasifik.
Sumber: Tempo.co