SUKABUMIUPDATE.com - Seorang WNI korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina Selatan berhasil kabur dari penyanderaan, namun ia tewas tenggelam di perairan Pulau Simisa, provinsi Sulu pada Jumat, 5 April 2019 sore waktu setempat.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, WNI yang tewas bernama Hariadin yang disandera kelompok bersenjata pada 5 Desember 2018.
Juru bicara militer Filipina, Gerry Besana menjelaskan, dua WNI dan seorang warga Malaysia yang disandera Abu Sayyaf melintas di perairan yang telah diblokade aparat militer Filipina selama 41 hari.
"Pulau ini telah diblokade selama 41 hari. Mereka, si penculik, mungking mengira mereka dapat melewati kami dengan berenang," kata Besana, seperti dikutip dari Phillipine Star.
Kelompok Abu Sayyaf terpergok pasukan Filipina dan terjadi baku tembak. Menghindari terkena tembakan, 2 WNI kabur dengan berusaha berenang ke pulau Bangalao. Malang, Hariadin tidak bisa berenang. Dia tewas tenggelam.
Seorang WNI lainnya bernama Heri Ardiansyah berhasil diselamatkan aparat militer Filipina.
Sedangkan warga Malaysia, Jari Abdullah, terkena tembakan. Jari diselamatkan pasukan militer Filipina sehari kemudian. Kondisinya dikabarkan stabi. Dia saat ini dirawat di rumah sakit militer Filipina.
Jenazah Hariadin hari ini tiba di pangkalan militer Filipina Westmincom di Zamboana City untuk diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia. Selanjutnya, pemerintah Indonesia akan melakukan proses pemulangan jenazah Hariadin ke Indonesia.
Heri Ardiansyah juga diserahterimakan hari ini kepada pemerintah Indonesia.
Sebanyak 3 dari 7 penyandera tewas dibunuh dalam operasi militer Filipina.
Pemerintah Indonesia menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga almarhum Hariadin.
Kementerian Luar Negeri telah berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan di Sandaka, Malaysia, guna memberitahukan peristiwa itu.
Heri Ardiansyah dan Hariadin diculik bersama seorang Warga Malaysia, Jari Abdullah di perairan Kinabatangan, Sandakan, Malaysia pada 5 Desember 2018.
Ketiganya diculik oleh Abu Sayyaf saat sedang bekerja di atas kapal penangkap ikan S259/4/AF/
Sejak akhir Februari 2019, Divisi 11 Angkatan Bersenjata Filipina yang didukung oleh tim BAIS TNI melakukan operasi pembebasan sandera dan terus memberikan tekanan kepada para penyandera.
Sumber: Tempo