SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menutup wilayah perbatasan Amerika Serikat – Meksiko. Ancaman itu dilontarkan berselang sehari setelah Washington memangkas dana bantuannya ke sejumlah negara di Amerika Tengah yang dituding Trump mengirimkan migran ke negaranya.
“Kami dihadapkan pada gelombang para pencari suaka dari negara-negara Amerika Tengah yang melakukan perjalanan melalui Meksiko sehingga tampaknya kami akan menutup wilayah perbatasan dalam beberapa pekan ke depan jika Meksiko tidak menghentikan para migran yang hendak ke Amerika Serikat,” kata Trump, Jumat, 29 Maret 2019.
Dikutip dari reuters.com, Senin, 1 April 2019, penutupan wilayah perbatasan selatan Amerika Serikat yang berbatasan dengan Meksiko, dikhawatirkan bisa mengganggu lalu lintas perdagangan yang bernilai miliaran dollar. Kepala Staf Gedung Putih sementara, Mick Mulvaney, mengatakan Presiden Trump hanya punya sedikit opsi untuk mendapat dukungan dari Partai Demokrat terkait keamanan perbatasan atau tindakan legislasi untuk mengubah undang-undang keimigrasian.
“Dihadapkan oleh batasan-batasan itu, Presiden akan melakukan apapun yang dia bisa lakukan. Jika menutup pintu-pintu perbatasan adalah hal yang ingin dia lakukan, maka itulah yang tepatnya akan dia lakukan. Kita membutuhkan keamanan di perbatasan dan kami akan melakukan yang terbaik dengan apa yang kami punya,” kata Mulvaney.
Sedangkan Penasehat Gedung Putih Kellyanne Conway mengatakan situasi di wilayah perbatasan sudah seperti kawasan heterogen, dimana kelompok masyarakat dari berbagai negara campur aduk. Presiden Trump pun serius dengan ancamannya. Baik Presiden Trump mau pun para ajudannya belum ada yang memberikan informasi spesifik kapan penutupan wilayah perbatasan akan dilakukan dan seperti apa persisnya.
Trump sebelumnya pada Minggu, 31 Maret 2019, menuding politikus Partai Demokrat yang digambarkannya seperti sistem suaka Amerika Serikat yang konyol adalah para politikus yang ingin bertahan pada sistem imigrasi yang lama. Meksiko tidak melakukan apa pun dan Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat telah bersikap telalu baik selama berpuluh tahun pada negara itu.
Sumber: Tempo