SUKABUMIUPDATE.com - Pria bernama Ryan R. Houghtalen, berusia 25 tahun dari Cicero, New York, AS, ditangkap minggu ini setelah berpura-pura menjadi agen CIA untuk mendekati perempuan yang dia temui di sebuah gereja lokal.
Namun Houghtalen rupanya belum cukup dengan hanya mengaku sebagai CIA, alih-alih berusaha keras dengan membuat kartu identitas CIA palsu dan mengklaim bahwa ia sebenarnya diburu oleh para militan ISIS, menurut laporan Sputnik, dikutip 21 Februari 2019.
"Dia mengatakan padanya pekerjaannya sebagai agen CIA sangat berbahaya," kata Trooper Jack Keller, juru bicara Kepolisian Negara Bagian New York, kepada Syracuse.com. "Dia berharap untuk menggunakan informasi itu untuk memulai hubungan dengannya (perempuan)."
"Dia mengatakan ISIS mengejarnya, dan karena dia mengenalnya, bahwa hidupnya mungkin dalam bahaya juga...dia menjadi gugup dan kesal karena dia yakin hidupnya mungkin dalam bahaya," tambah Keller.
Alih-alih mau membantu Houghtalen, perempuan itu akhirnya menghubungi petugas penegak hukum setempat akhir pekan lalu. Mereka kemudian mengkonfirmasikan bahwa Houghtalen sebenarnya bukan agen CIA dan ia bekerja untuk militer AS.
Menurut Stars & Stripes, Houghtalen dipekerjakan oleh New York Air National Guard sebagai operator kamera untuk drone MQ-9 Reaper. Tidak jelas apa tugas spesifik Houghtalen.
Houghtalen, yang tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, ditangkap pada pukul 1 siang waktu setempat pada hari Senin. Dia didakwa dengan tuduhan pelanggaran ringan peniruan pidana tingkat dua pejabat negara.
Houghtalen bukan hanya gigit jari menghadapi dakwaan, ia juga kehilangan perempuan yang ditaksirnya karena pengadilan memerintahkan agen CIA palsu itu untuk menjauh dari perempuan yang tidak diungkapkan identitasnya.
Sumber: Tempo