SUKABUMIUPDATE.com - Seorang Menteri Keamanan Siber Jepang, baru-baru ini mengatakan kepada parlemen bahwa dia tidak pernah menggunakan komputer selama hidupnya, meskipun dia bertanggung jawab untuk mengawasi persiapan keamanan siber untuk olimpiade Tokyo 2020.
Yoshitaka Sakurada, 68 tahun, mengambil alih dua jabatan pada Oktober setelah ditunjuk Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Namun Sakurada tidak pernah memegang posisi kabinet selama 22 tahun di parlemen, dan mengakui bahwa dia tidak pernah menggunakan komputer atau mengoperasikan sistem komputer, seperti dilansir dari Express.co.uk, 15 November 2018.
Posisi barunya mengharuskan dia untuk menjaga negara aman dari ancaman siber selama Olimpiade di Tokyo pada 2020. Menteri itu membuat pengakuan selama pertemuan komite parlemen pada 14 November 2018 ketika ditanya oleh anggota parlemen oposisi apakah jika dia paham komputer.
Sakurada menjawab sejak usianya 25 tahun, ia selalu mengarahkan staf dan sekretarisnya untuk melakukan hal semacam itu.
"Saya tidak pernah menggunakan komputer!" kata Sakurada.
Sakurada mengakui dengan tegas melakukan keamanan siber dari sudut pandang menjaga warga negara adalah bagian dari pekerjaannya.
Ketika ditanya oleh anggota oposisi bagaimana seseorang yang kurang memiliki keterampilan komputer dapat bertanggung jawab atas keamanan siber, Sakurada mengatakan kebijakan diputuskan secara luas oleh sejumlah orang di kantornya dan pemerintah nasional.
Terlepas dari pengakuan itu, Sakurada mengatakan dia yakin tidak akan ada masalah.
Menteri yang baru diangkat di parlemen ini, bukan hanya mengundang kontroversi. Pada kesempatan lain, saat konferensi pers ia pernah melontarkan pernyataan kontroversial.
Berpidato di depan komisi parlemen lain, menteri keamanan siber itu salah ucap dengan mengatakan Olimpiade Jepang akan menelan biaya 1.500 yen Jepang atau Rp 192 ribu bukan 150 miliar yen atau Rp 19,2 triliun.
Sumber: Tempo