SUKABUMIUPDATE.com - Seorang lelaki, yang merupakan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ditangkap di Florida dan dikenai tuduhan mengirim 13 paket surat yang merupakan teror bom pipa ke sejumlah tokoh yang menjadi oposisi dari Trump.
Pengiriman paket ini dilakukan selama sepekan terakhir ke sejumlah alamat seperti donatur Partai Demokrat, George Soros, Bekas Presiden Barack Obama, eks Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, hingga rumah bekas Wapres Joe Biden dan aktor Hollywood Robert De Niro.
Lelaki bernama Cesar Sayoc, 56 tahun, dikenai 5 dakwaan melakukan kejahatan termasuk mengirim bom, dan mengancam bekas Presiden. Dia terancam hingga 48 tahun jika terbukti di pengadilan. Jaksa Agung, Jeff Sessions, mengumumkan hasil investigas ini.
“Kami yakin telah menangkap orang yang tepat tapi masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, yang berarti masih banyak pertanyaan belum terjawab,” kata Christopher Wray, direktur FBI, kepada media seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 26 Oktober 2018 waktu setempat.
Sayoc mengirim 13 bom lewat layanan surat, dan banyak dari paket bom pipa ini diproses lewat kantor pos di Florida. Sayoc dilacak menggunakan jejak sidik jari dan kemungkinan bukti DNA.
Foto sebuah paket berisi bom pipa pada Rabu, 24 Oktober 2018. Paket berisi bom itu dikirimkan ke beberapa lokasi, seperti rumah Barack Obama, Hillary Clinton, kantor berita CNN, dan sejumlah tokoh politik Demokrat lain.
Sayoc ditangkap di luar sebuah mal terbuka di Florida. Dia tinggal di dalam sebuah mobil van yang dipenuhi stiker mendukung Trump dan stiker anti-liberal.
Trump memuji penangkapan Sayoc sebagai hasil kerja yang bagus. Dia menyamakan ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
“Tindakan teroris ini sangat menjijikkan dan tidak punya tempat di negara kita,” kata Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih. “Bangsa Amerika harus bersatu dan kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita bersatu dalam damai, cinta, dan harmoni,” kata Trump.
Berbicara di hadapan para pendukungnya di Carolina Utara saat kampanye pada malam harinya, Trump menyebut serangan bom pipa itu sebagai tindakan teroris yang harus dihukum sesuai hukum berlaku.
“Tindak kekerasan politik tidak bisa diizinkan di Amerika dan saya akan melakukan semua upaya dalam kekuasaan saya untuk menghentikannya,” kata dia.
Menurut Reuters, Cesar Sayoc bekerja sebagai pengantar pizza paruh waktu, pegawai di toko sayuran, dan bekas penari telanjang. Dia pernah bermasalah dengan perusahaan listrik dan mengancam akan mengirim bom terkait tagihan. Sayoc lalu ditahan oleh agen federal di luar toko onderdil mobil di Plantation, Florida, dekat Miami.
Mobil van putih milik Sayoc ditempeli stiker “CNN Sucks” dan ada gambar sejumlah tokoh Partai Demokrat dengan wajah disilang merah. Hingga kini, FBI masih menyelidiki kasus bom pipa ini.
Sumber: Tempo