SUKABUMIUPDATE.com - Otoritas Turki sangat yakin wartawan terkemuka asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, telah dibunuh di dalam kantor konsulat Arab Saudi di Turki. Khashoggi dilaporkan menghilang empat hari lalu setelah memasuki kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
“Penilaian awal kepolisian Turki adalah Khashoggi telah dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul. Kami sangat yakin pembunuhan ini direncanakan dan mayatnya kemungkinan sudah dikeluarkan dari kantor konsulat,” kata satu dari dua sumber di otoritas Turki kepada Reuters, Minggu, 7 Oktober 2018.
Sumber yang tak mau dipublikasi identitasnya itu, belum bisa menjelaskan bagaimana keyakinan atas pembunuhan itu muncul. Saat dikonfirmasi, sumber di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, menyangkal dugaan Khashoggi telah dibunuh dan menyebut pernyataan sumber di otoritas Turki itu tidak berdasar.
Sumber di konsulat Arab Saudi di Istanbul mengatakan sebuah tim keamanan, termasuk sejumlah penyidik dari Arab Saudi telah tiba di Istanbul pada Sabtu, 6 Oktober 2018 untuk ikut mencari kasus hilangnya Khashoggi. Kepala Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul sebelumnya memastikan pihaknya membantu proses pencarian hilangnya Khashoggi dan menolak kemungkinan adanya penculikan terhadap Khashoggi.
Khashoggi memasuki kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul pada Selasa, 2 Oktober 2018 untuk menyerahkan dokumen yang mengkonfirmasikan pernikahannya yang keempat. Dia datang ke kantor konsulat itu bersama tunangannya yang menunggu di luar gedung. Sejak itu, keberadaan Khashoggi tak pernah terdengar.
Sumber di keamanan Turki kepada Reuters menceritakan sekitar 15 orang warga negara Arab Saudi, tiba di kota Istanbul dalam dua pesawat berbeda dan mendatangi kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul pada hari Khashoggi memasuki kantor tersebut. Saat ini otoritas Turki sedang berusaha mengidentifikasi ke-15 orang tersebut.
Khashoggi saat ini tinggal di Wasington, Amerika Serikat. Dalam setahun terakhir, dia tinggal di pengasingan untuk berlindung karena telah mengkritik kebijakan-kebijakan Arab Saudi.
Sumber: Tempo