SUKABUMIUPDATE.com - Seorang profesor bernama Steve Joordens mengalami sebuah kejadian tak terduga dengan dipermalukan oleh sebuah film porno. Kejadian ini terjadi ketika dia sedang mengajar di Universitas Toronto, Kanada, Selasa, 2 Oktober 2018 pada pukul 9 pagi.
Dikutip dari pageseven.co pada Rabu, 3 Oktober 2018, Joordens sedang mengajar untuk sebuah kelas psikologi yang diikuti oleh sekitar 500 mahasiswa. Untuk mengoptimalkan proses mengajarnya, dia mengkoneksikan laptopnya ke sebuah proyektor. Namun tanpa dia sadari, film porno yang ada di laptopnya menyala.
Melihat hal itu, para mahasiswa pun terkejut karena layar mendadak memutar adegan film porno yang disalurkan laptop ke proyektor. Kejadian ini berlangsung sekitar 10 detik sebelum akhirnya Joordens berupaya mematikan film porno itu di laptopnya.
Sejumlah mahasiswa ada yang segera meraih ponsel mereka, merekam kejadian ini dan mengunggahnya ke Snapchat. Namun terlihat pula beberapa mahasiswa meninggalkan kelas yang sedang diajar Joordens saat film porno itu muncul di layar.
"Kami tidak akan mendiskusikan hal yang bersifat pribadi. Namun kami menyadari adanya kejadian tersebut dan mendorong para mahasiswa yang merasa tak nyaman dengan kejadian itu agar berbicara dengan petugas di Pusat Kesehatan Kampus," kata Juru bicara Universitas Toronto.
Melihat hal itu, para mahasiswa pun terkejut karena layar mendadak memutar adegan film porno yang disalurkan laptop ke proyektor. Kejadian ini berlangsung sekitar 10 detik sebelum akhirnya Joordens berupaya mematikan film porno itu di laptopnya.
Sejumlah mahasiswa ada yang segera meraih ponsel mereka, merekam kejadian ini dan mengunggahnya ke Snapchat. Namun terlihat pula beberapa mahasiswa meninggalkan kelas yang sedang diajar Joordens saat film porno itu muncul di layar.
"Kami tidak akan mendiskusikan hal yang bersifat pribadi. Namun kami menyadari adanya kejadian tersebut dan mendorong para mahasiswa yang merasa tak nyaman dengan kejadian itu agar berbicara dengan petugas di Pusat Kesehatan Kampus," kata Juru bicara Universitas Toronto.
Sumber: Tempo