SUKABUMIUPDATE.com - Kecintaan mantan murid terhadap seorang guru diperlihatkan oleh Jerome Chin, 25 tahun. Chin adalah mahasiswa kedokteran di Malaysia yang menyumbangkan 67 persen livernya untuk guru SDnya yang dulu dikenal sangar.
Dikutip dari asiaone.com pada Kamis, 27 September 2018, Leong Fong Peng adalah guru Sekolah Dasar SJK(C) Kong Min di Kuantan, Malaysia, tempat Chin dulu menuntut ilmu. Chin menceritakan Leong sering kali menghukumnya pada saat sekolah. Ia bahkan mengakui bahwa dirinya bukanlah satu dari banyak murid terbaik Leong.
“Guru ku ini sering membawa tongkat kemanapun ia pergi dan cukup sering menggunakannya untuk menghukum saya. Saya membenci guru-guru yang dulu sering menghukum saya. Tapi setelah saya lulus, saya mulai menghargai mereka karena itu artinya mereka memperhatikan saya,” kata Chin sambil mengingat kembali masa ketika Leong mengajarnya pada 2003 - 2004.
Chin baru mengetahui kondisi kesehatan Leong pada Juli 2018 dari Krystal Teh, anak Peng yang sekaligus teman Chin pada saat di sekolah dasar. Teh menceritakan sudah ada delapan sukarelawan yang menawarkan untuk menyumbangkan sebagian dari liver mereka, tetapi belum ada satupun yang cocok dengan Leong.
Chin pun terdorong dan akhirnya setuju untuk mendonorkan livernya, walaupun awalnya ditentang oleh ayah Chin.
“Saya mengatakan kepada ayah saya bahwa hal ini telah saya pelajari. Saya tahu apa yang saya lakukan dan itu akan baik-baik saja. Sebagai seseorang yang berkecimpung di bidang medis, hal itu yang kemudian dapat membantu meyakinkannya,” katanya.
Meskipun telah menyumbangkan 67 persen dari livernya, Chin bersikeras ia bukan seorang pahlawan. Ia mengatakan ada orang yang membutuhkan bantuan ditempat dan di saat yang tepat sehingga dia pun hanya melakukan apa yang bisa dilakukan.
Proses operasi transplantasi liver dilakukan pada 6 September 2018 di National University Hospital, Singapura. Keadaan Leong sempat membaik, tetapi ia kembali harus mendapatkan perawatan intensif karena mengalami batuk darah.
Untuk proses perawatan kesehatan ini, Leong harus merogoh kocek hingga S$300,000 atau setara Rp 4,5 miliar. Mantan guru SD itu mengaku telah melakukan penggalangan dana untuk menutupi biaya, tetapi masih kurang sepertiga dari total biaya tersebut. Kondisi sekarang semakin rumit karena terdapat beberapa penyakit komplikasi baru sehingga jumlah yang dibutuhkan diperkirakan akan jauh lebih tinggi.
Sumber: Tempo