SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan pelayat di Gaza menghadiri pemakaman Inas Abu Khmash, perempuan hamil berusia 23 tahun, dan putrinya yang berusia 18 bulan, Bayan, yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.
Dilansir dari Aljazeera, 11 Agustus 2018, militer Israel menyerang lebih dari 140 titik di Jalur Gaza setelah 150 roket yang ditembakkan ke Israel melukai sedikitnya enam orang Israel.
Pertempuran terjadi ketika PBB bersama Mesir mencoba menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Pada Kamis 9 Agustus, seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa keduanya sepakat gencatan senjata yang diperantarai Mesir.
Sedikitnya 18 warga Palestina terluka pada Kamis sore setelah sebuah gedung tinggi di Kota Gaza diratakan dalam serangan udara Israel.
Salah satu daerah yang diserang Israel semalaman di kota Gaza adalah Deir al-Balah, di mana Inas yang tengah hamil bayi perempuan hampir sembilan bulan, hidup bersama suaminya, Mohammed, dan putrinya Bayan sejak April 2017.
Pada Rabu, keluarga itu memilih untuk tidur di ruang tamu dengan balkon yang menghadap ke taman kecil yang memungkinkan udara sejuk untuk masuk ke apartemen kecil mereka, terutama selama malam musim panas ketika listrik untuk AC hampir tidak tersedia. Namun sekitar pukul 2 pagi, dua ledakan dahsyat terdengar.
"Begitu saya mendengar, saya tahu serangan itu ditujukan ke rumah Mohammed," kata Khalid Abu Sanjar, tetangga Inas, seperti dikutip Aljazeera.
Para saksi mengatakan setelah serangan itu mereka melihat serangan menggempur ruang tamu, menghancurkan ujung depan apartemen keluarga.
"Ada darah di mana-mana. Kami sangat terguncang," kata Abu Sanjar, "Kami melihat jasad Inas dan Bayan dan segera memanggil ambulans dan mulai mengumpulkan bagian-bagian tubuh."
Abu Sanjar mengatakan Mohammed masih berteriak ketika bantuan tiba.
Menurut Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan di Gaza, Mohammed menderita luka serius di kepala dan bagian lain tubuhnya.
"Muhammad mengatakan kepalanya terbentur atap dan jatuh ke lantai karena serangan udara," tutur saudaranya, Kamal.
Mohamad yang berusia 30 tahun masih dirawat di rumah sakit setempat. Namun dia masih belum mengetahui nasib keluarganya.
Di dalam reruntuhan apartemen, banyak perabotan yang rusak dan dinding-dinding berlumuran darah. Mainan dan boneka binatang hancur dan berselimut puing-puing. Tempat tidur Bayan masih utus. Di dalamnya, ada sepasang sepatu kecil.
"Adik saya hanya tidur, mengapa dia harus meninggal seperti ini," kata adik perempuan Inas yang berusia 19 tahun, Iman.
Iman dan Inas menghabiskan beberapa minggu terakhir bersama-sama untuk memilih pakaian bayi baru untuk menyambut kelahiran putri kedua Inas, yang akan diberi nama Razan.
"Aku tidak mengerti. Aku berharap tentara (Israel) yang bisa menembak ke arah adik dan keponakanku bisa merasakan apa yang kurasakan di dalam diriku," kata Iman.
Setidaknya 12 warga Palestina, termasuk anak-anak, terluka dalam serangan semalam, kata kementerian kesehatan Gaza. Ali Youssef al-Ghandour, anggota sayap bersenjata Hamas yang berusia 30 tahun, juga tewas dalam serangan pada Rabu kemarin. Salah satu dari mereka yang terluka adalah Mohamad.
Sumber: Tempo