SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah perahu di Jalur Gaza bertekad akan menerobos blokade Israel di teritorial Palestina yang sudah berlangsung selama 12 tahun.
"Perahu ini akan membawa harapan dan mimpi rakyat Palestina untuk bebas," kata Salah Abdul-Ati, salah satu anggota Komite Palestina yang siap menerjang kepungan laut oleh Israel dalam acara jumpa pers di Kota Gaza, Ahad, 27 Mei 2018.
Dia mengatakan, kapal pertama pembawa sejumlah warga Gaza yang cedera akan berlayar pada Selasa pagi, 29 Mei 2018, waktu setempat. Namun dia tak menjelaskan titik tolak keberangkatan kapal ini.
Menurut Abdul-Ati, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, pasukan Israel telah menyerang kapal dua kali ketika mencoba menerobos blokade Israel di Gaza dua pekan lalu.
Pada acara jumpa wartawan itu, dia meminta kepada Ramallah -markas Otoritas Palestina- agar mencabut hukuman kepada warga Gaza guna meningkatkan ketabahan mereka dan menghapus kriris kemanusiaan akibat bloakde Israel.
Selain itu, Abdul-Ati juga mendesak masyarakat internasional memberikan tekanan kepada Israel agar mencabut blokde atas Jalur Gaza. "Kami juga meminta kepda organisasi internasional memberikan perlindungan terhadap aksi antipengepungan," ucapnya.
Aksi pelayaran armada kapal di Gaza yang akan dimulai pada Selasa itu digelar untuk memperingati delapan tahun serangan Israel terhadap kapal Turki, Mavi Marmara. Pada serangan tersebut, delapan aktivis Turki tewas ketika pasukan komando Angkatan Laut Israel menyerang kapal di perairan internasional. Adapun korban kesembilan tewas empat tahun lalu setelah mengalami cedera serius akibat tembakan pasukan komando Israel.
Insiden penyerangan terhadap kapal Mavi Marmara mengakibakan hubungan Turki dengan Israel memanas. Hubungan kedua negara normal kembali setelah Israel bersedia meminta maaf dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban.
Jalur Gaza, rumah bagi sekitar dua juta penduduk Palestina, diblokade oleh Israel sejak 2006. Ketika itu, Hamas memenangkan pemilihan umum parlemen Palestina. Selain Israel, Amerika Serikat tidak mengakui kemenangan Hamas.
Sumber: Tempo