SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 54 dari 86 duta besar untuk Israel memboikot upacara perayaan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Kota Yerusalem, yang digelar Kementerian Luar Negeri Israel.
Sebagian besar negara anggota Uni Eropa tidak berpartisipasi dalam upacara itu karena mereka memiliki kebijakan tegas terhadap pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Duta besar Rusia, Mesir, India, Jepang, dan Meksiko juga tidak menghadiri perayaan itu.
Menurut Middle East Monitor dalam laporannya dengna mengutip media Israel, Haaretz, pada Senin, 14 Mei 2018, 32 duta besar berpartisipasi dalam upacara ini. Ini termasuk hanya empat dari negara-negara UE, seperti Austria, Hungaria, Rumania dan Republik Ceko. Ada juga lima negara Eropa yang bukan anggota seperti Albania, Makedonia, Serbia, Ukraina dan Georgia.
Para duta besar dari 12 negara Afrika juga menghadiri upacara itu seperti Angola, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Pantai Gading, Kenya, Sudan Selatan, Tanzania, Ethiopia, Nigeria, Zambia dan Rwanda.
Dari Amerika Tengah, duta besar lima negara terlihat hadir, seperti Republik Dominika, El Salvador, Guatemala, Panama dan Honduras. Dan dari Amerika Selatan, hanya Paraguay dan Peru yang berpartisipasi. Empat negara Asia menghadiri perayaan: Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Kedutaan besar Amerika Serikat dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Senin, 14 Mei 2018 waktu setempat. Delegasi AS tiba di Israel Minggu pagi dengan dipimpin putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka, suaminya Jared Kushner dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, untuk menghadiri upacara pembukaan kedutaan.
Pada 6 Desember 2017, Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang memicu kemarahan dunia, negara Arab dan Muslim.
Warga Palestina di Jalur Gaza menolak pemindahan itu dan menggelar unjuk rasa menolak pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem di perbatasan wilayah dengan Israel. Reuters melansir sebanyak 58 warga Palestina tewas tertembak peluru tajam pasukan Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sekitar 2700 warga terluka akibat peluru tajam, gas air mata dan berbagai senjata lainnya.
Sumber: Tempo