SUKABUMIUPDATE.com - Pertemuan puncak lanjutan Korea Utara dan Amerika Serikat bakal berdampak signifikan terhadap penurunan ketegangan di Semenanjung Korea.
Rencananya, pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, bakal berlangsung awal Mei atau awal Juni. Pertemuan ini lanjutan dari pertemuan puncak Korea Utara dan Korea Selatan di Panmunjom pada Jumat, 27 April 2018.
“Wilayah Asia Timur Laut bakal berubah menjadi zona damai dibandingkan menjadi zona berbahaya global,” kata Hoppi Yoon, pengamat hubungan internasional dari President University, Cikarang, Indonesia, kepada Tempo, Sabtu, 28 April 2018.
Hoppi mengatakan AS dan Korea Utara perlu menyatakan bahwa Perang Korea berakhir. Lalu, proses pelaksanaan perdamaian di Semenanjung Korea dilakukan dengan kerja sama antara AS dan Cina.
“Ini bakal mempercepat proses kerja sama ekonomi dan pertukaran budaya antara kedua Korea,” kata Hoppi.
Seperti dilansir Reuters dan Korea Herald, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menandatangani Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran dan Unifikasi Semenanjung Korea” pada Jumat, 27 April 2018.
Penandatanganan berlangsung di Zona Demiliterisasi di Desan Panmunjom, Korea Selatan, pada sore hari setelah kedua pemimpin bertemu sejak pagi untuk membahas kesepakatan di Gedung Perdamaian di lokasi.
Moon dan Kim lalu menanam pohon pinus sebagai simbol perdamaian kedua negara, yang selama 65 tahun terakhir kerap berselisih terkait uji coba nuklir dan senjata rudal balistik Korea Utara.
Menurut pengamat Teuku Rezasyah dari Universitas Padjajaran, proses perdamaian ini perlu dilanjutkan dengan denuklirisasi program senjata nuklir Korea Utara. Proses ini harus melibatkan lembaga internasional seperti PBB dan IAEA.
Sumber: Tempo