SUKABUMIUPDATE.com - Rusia akan segera membawa sejumlah bukti yang menunjukkan pasukan pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh lebih dari separuh serangan udara Amerika Serikat dan sekutunya.
Keterangan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada media, Jumat, 20 April 2018, sebagaimana dikutip situs berita www.china.org.cn.
Pasukan Suriah menggunakan sistem pertahanan udara era Uni Soviet dan menembakkan 112 rudal darat ke udara untuk menangkis serangan Amerika Serikat dan sekutunya
"Kekuatan Suriah berhasil menghancurkan 71 dari 103 serangan udara koalisi Barat pekan lalu," kata Menteri Pertahanan Rusia. Namun demikian, Pentagon mengklaim bahwa serangan yang mereka lakukan sukses menghantam seluruh target.
"Staf jenderal kami memiliki bukti rekaman yang sangat jelas. Kami menyaksikan setiap apa yang terjadi secara real time. Kami siap bertanggung jawab atas statistik yang disiapkan militer kami," ujar Lavrov dalam sebuah wawancara dengan Russsia Today.
Pada kesempatan wawancara tersebut, Lavrov meminta kepada Amerika Serikat dan sekutunya membuktikan seluruh rudal mereka mengenai sasaran yang dihantam.
Lavrov juga mengatakan sebelumnya, Rusia telah memutuskan tidak mengirimkan sistem pertahanan modern S-300 menyusul permintaan negara-negara Barat karena dapat menimbulkan ketidakstabilan situasi meskipun perlengkapan tempur tersebut murni sebagai alat pertahanan udara.
"Namun sekarang kami tak punya beban moral," ucapnya.
Sistem pertahanan udara S-300 pertama kali digunakan oleh Uni Soviet pada 1979 dan beberapa kali mengalami perbaikan. Sejak itu, alat ini menjadi salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia.
Amerika Serikat bersama Inggris dan Prancis melancarkan serangan udara gabungan terhadap target militer di Suriah pada 14 April 2018 setelah mereka menuding pemerintahan Presiden Bashar al Assad menggunakan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, tak jauh dari ibu kota Suriah, Damaskus, awal April 2018. Suriah menolak tuduhan tersebut.
Sumber: Tempo