SUKABUMIUPDATE.com - Steve Bannon, konsultan politik dan mantan penasihat strategis Donald Trump, membantah pernah menggunakan data Facebook sebagaimana diungkapkan Cambridge Analytica untuk tujuan kotor.
Dalam sebuah acara konferensi di New York, Amerika Serikat, Kamis, 22 Maret 2018, Bannon mengatakan, baik dia maupun Cambridge Analytica tidak memiliki hubungan sama sekali dengan trik kotor dalam penggunaan informasi yang diambil dari Facebook guna mempengaruhi pemilih dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
"Data Facebook dijual ke seluruh dunia," ucapnya di depan wartawan seperti dikutip Guardian.
Bannon untuk pertama kalinya tampil di depan publik sejak pemberitaan Observer dan Guardian, pekan lalu, tentang penggunaan data pribadi 50 juta warga Amerika untuk dibagi bersama Cambridge Analytica.
Menurut whistleblower yang juga bekas karyawan Cambridge Analytica, Christopher Wylie, firma teknologi itu menggunakan data pribadi tersebut pada awal 2014 guna membangun sistem infomasi sehingga dapat mengetahui profil para pemilih. Dia menjelaskan, mereka menjadi target iklan yang dipolitisisasi
"Kami memanen jutaan profil masyarakat dari Facebook. Kami juga membangun model untuk mengeksploitasi mereka," kata Wylie.
Namun pernyataan Wylie itu dibantah oleh Cambridge Analytica. Perusahaan ini mengatakan, lembaganya langsung menghapus data yang diperoleh begitu mengetahui bagaimana cara informasi itu diperoleh.
Pendiri Facebook dan Direktur Utama Mark Zuckerberg melalui tayangan televisi AS pada Rabu, 21 Maret 2018 mengakui bahwa perusahannya telah membuat kesalahan dan meminta maaf atas pelanggaran kepercayaan para pengguna jejaring media sosial.
Sumber: Tempo