SUKABUMIUPDATE.com - Aktivis Thailand mendesak penyelidikan terhadap Wakil Kepala Polisi Kanchanaburi, Srivara Ransibrahmanakul. Tuntutan dilakukan setelah sebuah video yang beredar menunjukkan dia menunduk hormat kepada seorang pejabat yang menjadi tersangka terkait pemburuan macan kumbang hitam yang ilegal.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perlindungan Konstitusional Thailand, Srisuwan Chanya, meminta Komisaris Polisi membuat panel untuk memeriksa Srivara.
Rekaman video itu direkam di Kantor Polisi Thong Pha Phum di Provinsi Kanchanaburi saat tersangka, Premchai Karnasuta, yang merupakan direktur Pembangunan Italia-Thailand, tiba untuk bersaksi tentang kasus perburuan hewan langka yang melibatkan dirinya.
Melalui rekaman itu, Premchai terlihat agak menunduk kepada Srivara dan disertai dengan salam hormat oleh Srivara dengan menunduk lebih rendah.
Namun beberapa saat kemudian petugas polisi senior mengulangi perlakuannya dengan gaya mencurigakan saat sikap membungkuknya pada Premchai dianggap keterlaluan.
Tindakan Srivara menuai banyak kritik di media sosial yang mempertanyakan kekuatan bawahannya karena dianggap tidak pantas oleh petugas polisi senior untuk menunjukkan rasa hormat terhadap tersangka.
"Kami menginginkan Perdana Menteri, Prayuth Chan-o-chan, komisaris polisi dan inspektur polisi untuk membuat panel menyelidiki kasus ini," kata Srisuwan, seperti dilansir The Nation pada 5 Maret 2018. Berita ini juga dilansir oleh Bangkok Post.
Dia lantas meminta Srivara diselidiki dengan dakwaan pelanggaran Kode Etik dan Moralitas Kepolisian 2010 tentang diskriminasi.
Premchai merupakan direktur Pembangunan Italia-Thailand yang dituduh membunuh seekor macan kumbang hitam langka di sebuah suaka margasatwa pada bulan lalu. Terdapat laporan Premchai memasak dan memakan daging dari kucing besar itu.
Media Khaosod English, Sejumlah aksi untuk menuntut penuntasan kasus itu terus dilakukan, termasuk aksi pada Minggu, 4 Maret 2018 dengan aktivis mengenakan topeng Black Panther. Mereka berorasi di depan kantor polisi dengan melakukan aksi teatrikal.
Sumber: Tempo