SUKABUMIUPDATE.com - Lebih dari 100 eks militan Indonesia pekan ini akan meminta maaf kepada korban selamat dan keluarga korban tewas serangan teror. Ini merupakan bagian dari rencana untuk mempromosikan rekonsiliasi dan perang terhadap ekstremisme.
Seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 26 Februari 2018, pertemuan dengan korban dijadwalkan pada Rabu, 28 Februari 2018 setelah dua hari sesi persiapan.
Menurut Irfan Idris, pejabat dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia atau BNPT, tujuan kegiatan ini adalah untuk mempromosikan perdamaian sehingga bekas teroris dapat mengambil tempat di masyarakat tanpa dipinggirkan.
Semua yang mengambil bagian telah menjalani hukuman penjara namun banyak yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar penjara.
"Ada 120 mantan narapidana yang telah bekerja sama dan akan ambil bagian," kata Idrus yang merupakan direktur deradikalisasi BNPT.
Mereka termasuk orang-orang yang terlibat dalam pengeboman Bali 2002, yang menewaskan 202 orang dan kebanyakan turis asing.
Pada pertemuan Senin dan Selasa, mereka akan diberi pelajaran mengenai nilai-nilai nasional Indonesia seperti toleransi dan keragaman. Tujuh menteri kabinet akan terlibat dalam sesi ini.
Mantan narapidana terorisme juga diberi pengarahan oleh pejabat tentang bagaimana berperilaku saat mereka bertemu dengan 70 korban pada Rabu. Mereka mendapat kesempatan untuk meminta maaf.
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan telah mengalami serangkaian serangan terorisme abad ini.
Pemerintah telah berusaha untuk membasmi teroris melalui sebuah program, yang dimulai lebih dari 10 tahun yang lalu.
Tindakan keras juga dilakukan untuk melemahkan jaringan yang paling berbahaya. Namun, kekhawatiran meningkat setelah ratusan orang Indonesia berbondong-bondong ke Timur Tengah dan Filipina dalam beberapa tahun terakhir bergabung dengan kelompok ISIS atau sekutu-sekutunya.
Sumber: Tempo