SUKABUMIUPDATE.com - Laporan resmi Human Rights Watch atau HRW, lembaga internasional pemantau HAM, mengungkapkan 15 perempuan warga Indonesia dan seorang warga Malaysia jaringan ISIS telah ditahan oleh pasukan bersenjata Kurdi di Suriah. Beberapa di antara mereka ditahan bersama anak-anak.
Surat kabar Jerman, Die Welt pada awal Februari ini melaporkan sekitar 800 perempuan dari berbagai warga negara yang bergabung dengan ISIS bersama anak-anak mereka, telah ditahan oleh pasukan Kurdi. Pasukan Kurdi menumpas militan ISIS di wilayah utara Suriah dan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
“Saya tahu, ada beberapa orang Indonesia, setidaknya 15 orang dan satu dari Malaysia. Banyak dari mereka sudah memiliki anak. Saat ini, kami belum memiliki data spesifik soal mereka. Namun kecenderungan saya, sepertinya ya, mereka bersama anak-anak mereka,” kata Direktur Program HRW, Nadim Houry, saat diwawancara Die Welt, seperti dikutip dari freemalaysiatoday.com, Senin 26 Februari 2018.
Dalam wawancara tersebut Houry menjelaskan, Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang telah membawa pulang sejumlah warga negaranya kembali ke Indonesia pada 2017. Negara lain yang juga melakukan hal serupa adalah Rusia. Akan tetapi, masih ada warga negara yang memilih bertahan tinggal di sana.
“Saya telah berjumpa beberapa orang dari Indonesia bersama keluarga mereka pada Juli 2017. Saya kira pemerintah Indonesia membawa sekelempok perempuan itu kembali ke negaranya,” kata Houry.
Selain Indonesia, perempuan-perempuan yang bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah berasal dari hampir 40 negara di dunia. Di antaranya, Kanada, Perancis, Inggris, Tunisia, Yaman, Turki, Australia dan 15 warga negara Jerman. Perempuan-perempuan itu diberikan kebebasan, tetapi tidak dizinkan untuk meninggalkan kamp-kamp.
Sumber: Tempo