SUKABUMIUPDATE.com - Pasca tewasnya buruh migran Adelina J. Sau asal Indonesia di Malaysia, sekitar 500 orang, termasuk buruh migran dari Indonesia dan beberapa warga negara Hong Kong melakukan aksi solidaritas di Causeway Bay, Hong Kong, pada Ahad, 25 Februari 2018 waktu setempat.
Mereka menyalakan lilin dan berdoa bagi para korban perdagangan manusia.
Para buruh migran menuntut ditegakkannya keadilan dan menyuarakan kemarahan atas kasus-kasus penyiksaan yang baru-baru ini terjadi terhadap rekan mereka. Menurut panitia aksi solidaritas ini, protes hanya dilakukan sekitar 30 menit dan satu jam lainnya merupakan aksi solidaritas dengan berkumpul dan menyalakan lilin.
“Ini adalah kasus lain setelah kasus Erwiana terjadi. Kejadian ini memperlihatkan tingkat penyiksaan dan kekerasan, yang dihadapi para asisten rumah tangga. Mau berapa banyak lagi korban yang harus menderita dan meninggal dunia?,” kata Serikat Buruh Migran Internasional, Eni Lestari, Ahad, 25 Februari 2018, seperti dikutip dari media SCMP.
Dia mengatakan, melalui aksi ini pihaknya ingin ada langkah nyata. Sebab, meskipun banyak dilakukan pertemuan dan dibuat pakta-pakta internasional, namun kasus penyiksaan terhadap buruh migran tidak mengalami penurunan dan sebaliknya semakin merajalela.
Untuk itu, Lestari mengatakan, pihaknya ingin mengirim pesan kepada negara pengirim tenaga kerja dan negara penerima, bahwa para buruh migran kecewa dan sangat marah dengan kurangnya perlindungan yang dimiliki para buruh migran saat ini. Terkait kasus kematian Adelina, pemerintah Indonesia dan Malaysia, sama-sama harus bertanggung jawab.
Sumber: Tempo