SUKABUMIUPDATE.com - Di saat Cina menggarap program bulan yang ambisius, Presiden Donald Trump bersumpah pada hari Senin, 11 Desember 2017, bahwa Amerika Serikat akan tetap menjadi pemimpin dalam eksplorasi luar angkasa saat dia memulai sebuah proses untuk mengembalikan orang Amerika ke bulan.
"Kami adalah pemimpin dan kami akan tetap menjadi pemimpin, dan kami akan meningkatkannya secara berlipat ganda," kata Trump dalam penandatanganan "Petunjuk Kebijakan Antariksa 1" yang menetapkan sebuah dasar untuk misi ke bulan serta rencana ke Mars.
 "Kali ini, kita tidak hanya akan menanam bendera kita dan meninggalkan jejak kaki kita, kita akan membangun fondasi untuk misi akhirnya ke Mars," kata Trump. "Dan mungkin, suatu hari nanti, ke banyak dunia di luar sana."
Pada bulan Juni, pejabat antariksa Cina mengatakan bahwa negara tersebut sedang melakukan persiapan "awal" untuk mengirim seorang pria ke bulan, yang merupakan tujuan terakhir dalam program eksplorasi lunar ambisius di Cina.
Acara penandatanganan Trump untuk perintah tersebut melibatkan mantan astronot lunar Buzz Aldrin dan Harrison Schmitt dan astronot saat ini, Peggy Whitson, yang keberadaannya selama 665 hari di orbit adalah rekor dibandingkan wanita Amerika lainnya dan wanita lain di seluruh dunia.
Acara tersebut juga menampilkan batu bulan yang berusia 3,8 miliar tahun yang dikumpulkan oleh misi Apollo 17 pada tahun 1972.
Dalam menyetujui kebijakan baru tersebut, Trump meninggalkan apa yang telah menjadi tujuan pendahulunya, Barack Obama, yang pada tahun 2010 mendukung sebuah rencana untuk mengirim manusia ke sebuah asteroid di dekat bumi.
NASA mengatakan dana awal untuk kebijakan baru tersebut akan dimasukkan dalam permintaan anggaran untuk tahun fiskal 2019.
"NASA berharap dapat mendukung arahan presiden yang secara strategis menyelaraskan pekerjaan kami untuk mengembalikan manusia ke bulan, melakukan perjalanan ke Mars dan membuka tata surya yang lebih dalam," kata Administrator NASA Robert Lightfoot dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Tempo