SUKABUMIUPDATE.com - Seorang wanita warga Thailand yang didiagnosa mengidap virus HIV AIDS selama 12 tahun menuntut kompensasi dari pemerintah karena ternyata dirinya bersih dari virus itu. Ia mendaftarkan gugatan terhadap Kementerian Kesehatan Publik Thailand.
Suthida Saengsumat yang kini berusia 20 tahun kecewa atas diagnosa yang menyebut dirinya mengidap HIV. Diagnosa salah itu telah menghancurkan hidupnya.
Wanita yang bekerja sebagai asisten rumah tangga yang berasal dari provinsi Roi-et di utara Thailand mengatakan, dia dihina dan dijauhi teman sekolah karena penyakit yang sebenarnya tidak pernah dialaminya itu.
"Setiap malam saya menangis seorang diri di rumah. Uang tidak mampu membayar kembali apa yang hilang di masa kecil saya," kata Suthida seperti yang dilansir Daily Mail pada 3 Juni 2017.
Suthida dinyatakan mengidap HIV ketika gurunya membawa dia melakukan tes darah sekitar 12 tahun lalu, usianya saat itu delapan tahun. Pihak sekolah khawatir setelah ayahnya meninggal akibat AIDS dan ibunya mengalami penyakit yang serius.
Namun ia tidak pernah menjalani tes lanjutan untuk memastikan bahwa ia benar-benar mengidap virus HIV. Sejak itu Suthida mulai mengambil obat antiretrovirus setiap hari.
Suthida kemudian menikah dan hamil. Setelah tes HIV terhadap anaknya menunjukkan hasil negatif, Suthida memutuskan mengambil tes itu untuk dirinya sekali lagi. Ia terkejut mengetahui dirinya ternyata tidak pernah mengidap virus HIV/AIDS.
Hasil tes ketiga pada pertengahan pekan ini, menegaskan Suthida negatif virus HIV dan kondisi itu menyebabkan wanita itu menangis.
"Saya memberitahu anak saya, mulai hari ini kamu tidak perlu merasa malu lagi karena ibu kamu tidak mengidap AIDS," jelasnya.
Dia dengan sangat berterima kasih kepada para dokter yang membantunya dan mengatakan bahwa masyarakat sekarang harus berhenti melakukan diskriminasi terhadapnya karena dia bukan penderita HIV AIDS.
Sumber: Tempo