SUKABUMIUPDATE.com - Muslim Uighur Cina mengatakan bahwa Beijing tengah mencegah mereka berpuasa selama Ramadhan 2017 di provinsi Xinjiang yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Menurut Kongres Uighur Sedunia atau WUC, pejabat di wilayah tersebut memerintahkan agar semua restoran tetap dibuka dan serangkaian tindakan telah dilakukan untuk mencegah Muslim Uighur menjalani puasa Ramadhan.
Sebuah pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Biro Industri dan Komersial Distrik Akesu, Baicheng, Xinjiang, mengatakan bahwa langkah tersebut adalah untuk memastikan pemeliharaan stabilitas.
Seperti yang dilansir The Independent, Rabu 31 Mei 2017, biro tersebut mengatakan akan memperkuat kepemimpinan dan inspeksi selama bulan Ramadan.
Perintah berjudul Kesimpulan 2017 tentang Pemeliharaan Stabilitas Xinjiang selama Periode Ramadan itu termasuk memaksa aktivis partai melakukan pengawasan selama 24 jam, untuk memastikan bahwa kedai makanan dan minum tetap dibuka.
Secara terpisah, di daerah tetangga Hotan, para siswa diwajibkan berkumpul pada setiap Jumat untuk belajar secara kolektif, menonton film tentang komunis, dan melakukan kegiatan olah raga untuk memperkaya kehidupan sosial mereka selama liburan musim panas.
Seorang pejabat di kota Zawa, Hotan, mengatakan bahwa pegawai negeri telah dilarang berpuasa dan jika kedapatan akan diberi peringatan keras.
Wilayah Xinjiang didominasi oleh orang-orang Uighur yang berbeda secara etnis dengan mayoritas etnis Han, sebuah kelompok yang telah bertahun-tahun mengalami represi karena Beijing telah mencoba untuk menghapus ekspresi religius dan segala bentuk kesetiaan kepada institusi selain partai Komunis.
Partai ini juga takut akan ekstremisme religius karena wilayah tersebut berbatasan dengan beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim yang kerap dikaitkan dengan kekerasan. ISIS juga dikenal sedang berusaha merekrut milisi di wilayah Muslim Uighur.
Sumber: Tempo