SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di pulau Mindanao menyusul baku tembak antara tentara dan kelompok bersenjata terafiliasi ISIS di kota Marawi pada Selasa malam.
"Presiden meminta saya mengumumkan bahwa mulai pukul 22.00 waktu Manila, beliau sudah menyatakan status darurat militer di seluruh Pulau Mindanao,"kata Ernesto Abella, juru bicara Duterte seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (24/5).
Abella menyatakan darurat militer ini akan berlangsung selama 60 hari. Abella menambahkan, status darurat itu mencakup seluruh wilayah Pulau Mindanao dan kepulauan di sekitarnya.
Ia mengumumkan hal ini dari Rusia, dimana Duterte dijadwalkan mengadakan lawatan selama empat hari. Menteri Luar Negeri Alan Peter Cayetano menyatakan insiden di Maindanao membuat Duterte mempercepat lawatannya di Rusia. “Beliau mengatakan dirinya dibutuhkan secepatnya di Manila,†ujar Cayetano.
Duterte bahkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa malam, lebih cepat dari jadwal yang seharusnya dilakukan pada Kamis besok. Dalam pernyataan usai jumpa pers, Abella menambahkan, keputusan menetapkan darurat militer ini penting sebagai cara untuk menghentikan kekerasan dan pemberontakan demi keamanan warga.
"Pemerintah sudah memegang penuh kondisi dan sangat memahami bahwa kelompok Maute/ISIS serta kelompok-kelompok sejenis meski terbatas, memiliki kemampuan untuk mengacaukan keamanan," lanjut dia.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan, baku tembak terjadi ketika polisi dan tentara bergerak untuk melaksanakan perintah penahanan seorang pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Lorenzana melanjutkan, sejumlah anggota kelompok Maute kemudian menyerbu Marawi City sebagai bentuk respon atas rencana penahanan itu. "Baku tembak pecah dan tentara pemerintah bereaksi sesuai prosedur. Namun, di malam hari, kelompok Maute sempat membakar sejumlah fasilitas kota," ujar Lorenzana.
Beberapa fasilitas yang dibakar, lanjut Lorenzana, misalnya gereka Santa Maria, penjara kota, sekolah Ninoy Aquino, dan Kolose Dansalan. Saat ini, tambah dia, personel militer tambahan sudah dikirim ke Marawi City dari Zamboanga dan Manila.
"Situasi di Marawi City masih terkendali dan pasukan keamanan saat ini bertahan sambil menunggu bala bantuan tiba," Lorenzana menegaskan. "Sejumlah rumah penduduk juga dilaporkan ikut dibakar. Kelompok Maute masih menguasai jalanan utama Marawi City yaitu Quezon Street dan dua jembatan yang mengarah ke dalam kota," tambah Lorenzana.
Lorenzana menambahkan, saat ini seluruh aliran listrik terputus di kota itu dan para penembak jitu kelompok Maute berada di mana-mana. Dua tentara dan seorang polisi tewas setelah 100 milisi yang diduga berafiliasi dengan ISIS berusaha merebut Kota Marawi, 816 kilometer sebelah selatan Manila kemarin.
Dalam sebuah video yang diunggah situs pemerintah hari ini, Rodrigo Duterte menegaskan bahwa status darurat militer dapat berlaku hingg satu tahun.“Namun jika cukup satu bulan untuk menyingkirkan ISIS, saya akan lebih senang,†tutur Duterte.
Â
Sumber: Tempo